"Waktu skor sudah 2-2, kita lihat betul orang yang kemudian minta maaf itu, begitu datang merayakan dan mencoba dilerai, begitu mau dilerai manajer, langsung dipukul manajernya. Komang dari belakang, mau bela manajer, langsung memukul," tutur Effendi.
Selain prank peluit, coach Indra Sjafri juga turut menimpali blunder wasit dalam memberi kartu merah.
Wasit Qasim Matar Ali Al Hatmi memberi kartu merah kepada pelatih kiper Sahari Gultom.
Ia dianggap menjadi provokator dalam kericuhan selepas gol Irfan Jauhari.
Baca juga: Kegilaan Final Indonesia vs Thailand: Selebrasi Kepagian, Komang Tinju Kiper, Lawan Provokasi Duluan
Indra Sjafri menyebut bahwa pelaku pemukulan sebenarnya adalah admin sekaligus sekretarisnya .
Ia sedang mendapat perawatan dan yang dikartu merah justru Sahari Gultom karena memiliki postur mirip.
"Satu lagi, yang mukul, yang bikin masalah itu namanya Tegar, admin atau sekretaris saya," tutur Indra Sjafri.
"Dia lari dan ditandu itu tuh, yang kartu merah malah pelatih kiper saya (Sahari Gultom), karena wasit menganggap dia yang melakukan pemukulan."
Baca juga: Thailand Masih Sakit Hati Soal Final? Indra Sjafri: Kalau Masih Ada yang Luka, Saya Kasih Lihat Ini
Baca juga: Kegilaan Final Indonesia vs Thailand: Selebrasi Kepagian, Komang Tinju Kiper, Lawan Provokasi Duluan
"Sahari bilang itu bukan saya, Tegar kan sudah ditandu ke dalam dan sudah tak terlihat lagi orangnya."
"Yang benar-benar berbuat, sudah ditandu, sementara Sahari yang masih tersisa, yang mirip badannya, langsung dikasih kartu merah sama wasit," pungkasnya.
Meski penuh dengan drama, Indonesia pada akhirnya sukses memenangi pertandingan dengan skor 5-2 di Stadion Olimpik, Phnom Penh, Selasa (16/5/2023).
Medali emas ketiga pun didapatkan Indonesia di cabor sepak bola, sekaligus mengakhiri puasa selama 32 tahun. (bolanas/nungki nugroho)