Namun, Varane bersikeras United dapat menggulingkan tim asuhan Pep Guardiola tersebut.
Lagipula mereka sudah menang 2-1 dalam derby Manchester terakhir di kandang, untuk membalas dendam atas kekalahan 6-3 di The Etihad musim ini. Ada perkembangan menarik dari kedua laga tersebut.
Dalam laga pertama, Haalad, dan Phil Foden berpesta dengan masing-masing mengemas hattrick untuk kemenangan City 6-3.
Duet Varane, dan Lisandro Martinez di jantung pertahanan, serta Scott McTominay, dan Christian Eriksen di lini gelandang bertahan United, dibikin kalang kabut dalam pertemuan pertama mereka dengan Haaland.
Tiga bulan kemudian mereka bertemu di Old Trafford. Varane barpartner dengan Luke Shaw di jantung pertahanan kali ini, dengan Fred, dan Casemiro sebagai gelandang bertahan di depan mereka dalam formasi 4-2-3-1.
Di laga ini, United benar-benar berhasil meredam Haaland. Mereka sukses mematikan koneksi sang striker dengan Kevin de Bruyne, berkat penampilan lugas Fred, diikuti Varane sebagai tukang sapu bersih di kotak penalti. United pun menang 2-1 dalam laga terakhir itu.
"Kami tahu kami mampu mengalahkan tim mana pun. Kami menunjukkan itu musim ini. Kami tahu kami bisa mengalahkan mereka.
Pendekatannya, kami harus belajar dari pertandingan yang kami mainkan melawan mereka. Kami harus konsisten selama 90 menit karena kami tahu semuanya bisa berubah dalam beberapa detik," katanya.
“Mereka sangat lengkap. Mereka bisa mencetak gol dari set-play, dari permainan penguasaan bola dan dari permainan transisi. Kami tahu kami harus menghentikan mereka sebagai tim dan secara kolektif sebagai sebuah grup," ujar Varane.
Bek berusia 30 tahun ini tahu apa yang diperlukan untuk menjatuhkan tim asuhan Pep Guardiola. Bukan sekadar teori, tapi memang dia sudah punya pengalaman.
Ketika bergabung dengan Real Madrid pada 2011, Barcelona besutan Guardiola baru saja memenangkan dua Liga Champions, dan tiga LaLiga berturut-turut.
Di musim pertama Varane berbaju Real Madrid, gelar direbut kembali ke Santiago Bernabeu, dan Guardiola keluar dari Nou Camp.
Itu menjadi satu dari tiga trofi La Liga yang diraih sang bek. Dia juga meraih empat kali trofi Liga Champions bersama tim raksasa Spanyol tersebut.
Sekarang, dia ingin merebut kembali kekuasaan di Inggris juga. “Saya belajar banyak dari periode itu di Madrid. Itu adalah langkah pertama saya di level atas. Saya belajar bagaimana bertarung, mengembangkan mentalitas pemenang itu," katanya