TRIBUNNEWS.COM - Penjualan Manchester United yang berlarut-larut telah membuat saham klub anjlok drastis saat penutupan pasar pada Selasa (5/9/2023).
Harga saham Manchester United turun hingga 18 persen lebih setelah laporan akhir pekan bahwa keluarga Glazer akan menarik klub tersebut dari pasar.
Proses pengambilalihan Man United sebenarnya telah memasuki tahap akhir. Bulan lalu bankir Qatar Sheikh Jassim disebut menjadi yang terdepan untuk mengakuisisi MU.
Proses pembelian yang dilakukan Sheikh Jassim disebut bernilai 6 miliar Poundsterling dan akan rampung pada pertengahan Oktober.
Namun akhir pekan lalu muncul kabar lain. Keluarga Glazer batal menjual Manchester United setelah para penawar tak memenuhi permintaan harga mereka.
Baca juga: Manchester United Batal Dijual, Siasat Keluarga Glazer Incar Uang Rp191,6 Triliun
Tersiar pula kabar soal belum sepakatnya internal keluarga Glazer soal pelepasan klub. Sebagian rela menjual penuh, sementara sebagian lain masih ingin mempertahankan porsi kepemiliki.
Laporan Daily Mail, mereka bermaksud menarik bagian klub mereka dari pasar hingga tahun 2025 dan akan memasukkan kembali ke dalam pasar mendekati perhelatan Piala Dunia 2026 nanti.
Strategi itu diharapkan dapat menarik lebih banyak peminat untuk membeli klub yang bermarkas di Old Trafford itu, sambil menunggu penambahan nilai klub.
Menyusul kabar pembatalan penjualan Manchester United yang dilakukan Glazer ini, pasar saham langsung meresponnya dengan negatif.
Valuasi Manchester United di New York Stock Exchange (NYSE) anjlok lebih dari £500 juta ($628 juta) atau lebih dari Rp 10 triliun pada hari Selasa, seperti dikutip dari ESPN.
Ada penurunan nilai sebesar 18,15 persen dan ini merupakan persentase penurunan nilai harian terbesar sejak diperdagangkan 11 tahun lalu.
Baca juga: Gary Neville: Saya Tidak Percaya Keluarga Glazer Tidak Menjual Manchester United
Jumat lalu, nilai saham MU berada di angka $23,64 per saham, dan kini turun menjadi $19,35 pada penutupan pasar pada hari Selasa.
Valuasinya sempat turun hingga $18,50 per saham selama perdagangan, sebelum pulih menjelang bel penutupan pukul 4 sore ET.
Penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak klub tersebut diluncurkan di NYSE pada Agustus 2012.
Rekor penurunan sebelumnya terjadi pada 12 Maret 2020, saat awal pandemi Covid-19, dengan penurunan sebesar 13,8 persen.
Jatuhnya harga saham telah menghapuskan harga klub sebesar £550 juta (Rp10,5 triliun).
Jumlah tersebut adalah separuh dari apa yang keluarga Glazer cari sebagai imbalan atas penjualan mereka.
Nilai pasar United di NYSE sebelum penurunan penilaian hari Selasa tercatat sebesar £3,15 miliar ($3,5 miliar) dan berakhir pada hari Selasa sekitar £2,55 miliar ($3,2 miliar), jauh lebih rendah daripada penilaian keluarga Glazer.
Keluarga Glazer disebut bersiap untuk menjual kembali klub tersebut pada tahun 2025, ketika mereka yakin dapat menaikkan harga yang diminta di angka £7-10 miliar.
(Tribunnews.com/Tio)