Mereka adalah Rachmat Irianto, Alfeandra Dewangga, Ananda Raehan, dan George Brown.
Indra Sjafri tentu harus jeli melihat dari berbagai sisi dengan keterbatasan skuad Garuda, kondisi fisik dari jadwal yang pada bisa merugikan dirinya.
Dewangga contohnya, saat melawan Persis Solo tidak bisa bermain full hingga menit akhir bahkan harus ditandu tim medis keluar lapangan.
Pemain PSIS itu bisa bermain di berbagai posisi lini pertahanan yang menguntungkan Indra Sjafri.
Baca juga: Indra Sjafri Kaget, Ini Alasan Bos Persis Solo Tak Izinkan Ramadhan Sananta Bela Timnas Indonesia
Dengan absennya Dewa, opsi empat bek dengan formasi 4-3-3 mungkin yang ideal untuk Timnas Indonesia melawan Kyrgyzstan.
Haykal Alhafiz main di sisi bek sayap kiri, lalu Bagas Kaffa di sisi kanan. Dua pemain di jantung pertahanan ada Rizky Ridho dan pemain senior Andy Setyo.
Di lini tengah, Rian (Rachmat Irianto) dan Ananda Raehan berada di bench untuk pemulihan. Potensi dimainkan untuk babak kedua.
Plus kehilangan Beckham. Artinya hanya tiga pemain tengah yang tersisa, Syahrian Abimanyu, Robi Darwis, dan Taufany Muslihuddin.
Tiga nama tersebut bisa menjadi starter, Abimanyu dan Taufany bermain lebih ke depan untuk membantu serangan, sementara Robi Darwis dengan mobilitasnya sebagai penghubung permainan antarlini.
Di lini depan, Indra Sjafri hanya memiliki Egy Maulana Vikri yang paling berpengalaman.
Dia bakal bergerak di sisi sayap kanan dengan area yang tidak terbatas untuk berada di sisi tengah penalti lawan.
Harapannya, Bagas Kaffa bermain lebih maju dan dibackup dengan Robi Darwis yang bermain lebih turun.
Peran dinamis yang dimiliki Egy bakal menjadi senjata bagi Indra Sjafri untuk mendapatkan gol, terlepas dari dua nama lainnya yang akan menghiasi lini depan Timnas Indonesia.
Hal lain yang harus diwaspadai skuad Garuda melawan Kyrgyzstan karena laga pertama, rasa grogi bisa membuyarkan pemainan Egy dan kolega.