TRIBUNNEWS.COM - Kota Solo, Jawa Tengah bisa disebut menjadi salah satu kota cikal bakal perjalanan sejarah sepakbola Indonesia.
Di sana terdapat salah satu stadion tertua di Indonesia, yaitu Stadion Sriwedari yang mulai dibangun pada 1932.
Selain itu, klub kebanggaan Kota Bengawan, Persis Solo menjadi satu dari tujuh klub pendiri Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) bersama Persija Jakarta, Persib Bandung, PSIM Yogyakarta, PSM Madiun, PPSM Magelang, dan Persebaya Surabaya pada 19 April 1930.
Atmosfer kecintaan publik Solo bertambah setelah Stadion Manahan Solo diresmikan pada 21 Februari 1998.
Gema sepakbola makin meningkat setelah Persis Solo kembali mentas di kasta tertinggi persepakbolaan Indonesia, BRI Liga 1 musim 2022/2023.
Penantian pecinta sepakbola di Solo Raya selama 14 tahun akhirnya sirna setelah Persis Solo promosi sekaligus menyabet predikat juara Liga 2 musim 2021/2022.
Pada musim pertama comeback-nya di Liga 1, Persis finish di peringkat 10.
Menjalani musim keduanya di BRI Liga 1, Persis Solo saat ini berada di posisi 12 dengan raihan 28 poin dari 23 pertandingan.
Kembalinya Laskar Sambernyawa ke Liga 1 memberi dampak positif bagi berbagai sektor, terutama pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Seperti Warsoep, UMKM yang bergerak di bidang merchandise Pasoepati, kelompok suporter pendukung Persis Solo.
Warsoep didirikan pada 2010 oleh Agos Warsoep, sang dirigen Pasoepati yang saat kini menjadi Presiden Pasoepati.
"Produk Warsoep berupa merchandise Persis Solo, Pasoepati, dan Timnas Indonesia, seperti kaus, syal, topi, tas, dan banyak lagi," ungkap Agos kepada Tribunnews, Selasa (30/1/2024).
"Kalau jersey tidak, jersey tetap original dijual Persis Store," imbuhnya.
Baca juga: Eksistensi BRI Liga 1 & Pengaruhnya terhadap Tumbuh Kembang bagi Pelaku Usaha UMKM
UMKM yang diinisiasi dari suporter ini juga tak luput dari perhatian klub, yang mana sempat digandeng pada akhir 2022 untuk menjalani inkubasi pelatihan bisnis.