Ia juga mencontohkan hubungan antara pendukung Persis Solo dan PSIS Semarang yang tersaji dalam Derby Jateng.
Meski kerap berlangsung dengan tensi tinggi, kedua kelompok suporter sama-sama menyuarakan perdamaian.
"Solo sama Semarang tiap pertandingan pasti panas, tapi setelah itu tidak ada sweeping plat H atau AD."
"Pakai jersey PSIS di Solo aman, kami pakai jersey Persis di Semarang juga aman, kita tetap jaga atmosfernya, biar tetap seru, tapi kita tetap tahu porsi dan batasannya, dan tidak melebihi itu," imbuhnya.
Agos berharap tidak ada lagi masa kelam dalam persepakbolaan Indonesia.
"Jangan sampai ada lagi korban luka, apalagi nyawa," pungkasnya.
UMKM Es Legendaris Juga Ikut Untung
Selain dari UMKM merchandise suporter, pedagang Es Reformasi juga merasakan dampak positif dari gema BRI Liga 1 di Kota Solo.
Es Reformasi dan Stadion Manahan Solo tampaknya tidak bisa dipisahkan.
Sejak 1998, Es Reformasi didirikan Rahmadi Sutejo (70) di barat Stadion Manahan.
Nama Es Reformasi terinspirasi dari masa reformasi 1998 yang ditandai dengan peristiwa kerusuhan di Solo pada Mei 1998.
"Dulu berdiri di masa reformasi 1998, sejak awal namanya Es Reformasi," ungkap Tejo saat dijumpai di selter Stadion Manahan Solo, Rabu (31/1/2024).
Pada awal 2000-an Es Reformasi pindah tempat di utara Stadion Manahan Solo.
Saat ini, Es Reformasi berada di selter kuliner barat stadion nomor 55.
Es Reformasi juga membuka cabang sekitar 1 kilometer dari Stadion Manahan.