TRIBUNNEWS.COM - Presiden Direktur PSS Sleman Gusti Randa buka suara terkait insiden yang melibatkan Wahyudi Hamisi vs Bruno Moreira, Selasa (5/3/2024).
Diketahui Hamisi melayangkan tendangan ke arah kepala Bruno pada pertandingan pekan ke-26 Liga 1 2023/2024 antara Persebaya Surabaya vs PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo (3/3/2024).
Lantas, sorotan insiden tersebut kini terus belanjut hingga mendapatkan kecaman dari pihak Persebaya.
Setelah pihak Persebaya melaporkan kepada PSSI, kini giliran pihak PSS yang buka suara.
Menurut Gusti Randa, apa hal yang dilakukan oleh pemainnya murni ketidaksengajaan.
Lebih lanjut, Gusti Randa juga merasa pihak Persebaya terlalu berlebihan dalam menyikapi insiden ke kepala Bruno Moreira.
Hal ini dibuktikan Bruno dapat melanjutkan pertandingan hingga menutup laga dengan kemenangan Persebaya dengan skor 2-1 tersebut.
"Kami dari PSS Sleman ingin menjelaskan sebenarnya apa yang terjadi atas peristiwa kemarin," ujar Gusti Randa dilansir melalui laman PSS.
Pria yang juga pernah menjabat Plt Ketum PSSI pengganti Joko Driyono itu menyayangkan banyaknya potongan video soal insiden yang terjadi.
Hal ini setidaknya berpengaruh kepada framing kepada Wahyudi Hamisi.
Padahal jika diruntut secara kronologis Gusti Randa beranggapan hal yang dilakukan oleh Hamisi masuk akal.
Baca juga: Wahyudi Hamisi Buka Suara soal Aksi Brutal ke Bruno Moreira di Laga Persebaya vs PSS Sleman
Wahyudi Hamisi terpaksa harus menghalau bola yang dapat berbuah ancaman untuk gawang PSS Sleman.
Terlebih waktu itu, PSS Sleman telah tertinggal atas tim tuan rumah Persebaya.
"Saya sebelumnya sangat menyayangkan atas banyaknya potongan video yang beredar."
"Dalam video lengkap, terlihat Bruno sudah terjatuh lebih dulu akibat dilanggar oleh pemain PSS."
"Namun, permainan tetap dilanjutkan bahkan Persebaya sempat menyerang lebih dulu."
"Terlihat jelas dalam video pemain Persebaya terus membawa bola dan mengarahkannya ke dekat Bruno," ujar Gusti Randa.
"Tindakan Hamisi untuk mengambil bola menurut saya harus dilakukan karena untuk menutup gerak lawan."
"Tendangan Hamisi ternyata menyentuh kepala Bruno."
Lebih lanjut Gusti Randa merasa tim Persebaya berlebihan menyikapi insiden ini.
Pasalnya Bruno tetap dapat melanjutkan permainan hingga detik akhir.
"Menurut saya, apa yang dibuat oleh Tim Persebaya terlalu berlebihan karena buktinya Bruno bisa langsung bangkit dan bermain hingga menit akhir," lanjutnya.
Terlepas dari itu semua, Gusti Randa tetap mengucapkan permohonan maaf kepada tim Persebaya Surabaya.
Ia berharap insiden tersebut dapat dijadikan bahan pelajaran untuk sepak bola Indonesia.
"Saya sebagai perwakilan Manajemen PT PSS ingin meminta maaf kepada Tim Persebaya atas kejadian kemarin," ujar Gusti Randa.
"Tentu kita tidak ingin ada kejadian tersebut lagi terjadi di Sepak Bola Indonesia karena bisa membahayakan pemain satu sama lain."
"Semoga ini menjadi yang terakhir untuk Sepak Bola Indonesia," jelasnya.
Respon Wahyudi Hamisi
Senada dengan itu, Wahyudi Hamisi dalam unggahan resmi Instagram PSS mengucapkan permohonan maaf kepada Bruno (5/3/2024).
Niatnya semata hanya ingin menghalau bola yang berpotensi menjadi ancaman ke gawang PSS Sleman.
"Saya Wahyudi Hamisi, menyampaikan permintaan maaf saya kepada Bruno Moreira," ujar Wahyudi
"Saya pikir wasit memberikan pelanggaran saat Bruno terjatuh (di awal), namun terus berlanjut," lanjut Hamisi.
"Lalu ketika bola rebound saya pikir pemain Persebaya akan melakukan fairplay."
"Maka saya harus mengambil tindakan cepat, dengan tidak sengaja untuk mengambil bola, tapi di situ ada kepalanya Bruno."
Dari kronologi yang sudah dijelaskan, Wahyudi Hamisi tidak ada sama sekali maksud dalam insiden tendangan ke kepala Bruno Moreira.
"Dari kronologi tadi, tentu tidak ada unsur kesengajaan dari saya untuk mencederai atau bahkan melukai Bruno."
"Sebagai sesama pesepakbola, tentu saya tidak ingin melukai lawan saya dengan sengaja," terangnya.
Kendati demikian Wahyudi Hamisi mengakui tindakannya tidak ada pembenaran dan mengakui kesalahannya tersebut.
"Apapun itu, saya tahu hal tersebut salah dan dapat membahayakan Bruno sebagai pemain."
"Maka dari itu saya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Bruno dan tim Persebaya atas tindakan yang saya lakukan," pungkasnya.
Adapun dalam kasus ini, telah menjadi sorotan tajam dari publik.
Respon Persebaya
Pihak Persebaya telah mengajukan surat terbuka ke PSSI untuk menindak lanjuti insiden dari Wahyudi Hamisi.
Bahkan dalam unggahan Instagram, pihak Persebaya mengenang aksi tak terpuji Wahyudi Hamisi yang juga pernah berbuah fatal kepada pemainnya.
Momen itu terjadi kepada pemain asing Robertino Pugliara yang sedang membela Persebaya pada Liga 1 musim 2018.
Wahyudi Hamisi yang masih berseragam Borneo FC melayangkan tekel dengan dua kaki kepada Robertino Pugliara.
Lantas Robertino Pugliara tergelatak dan tidak bisa melanjutkan permainan.
Pihak Persebaya juga mengklaim tindakan Hamisi membuat karier dari Robertino Pugliara sirna.
Akhirnya Robertino Pugliara cedera parah dan pensiun di musim tersebut juga.
"Pada 13 Oktober 2018, tulang fibula kaki Robertino Pugliara patah di Stadion Gelora Bung Tomo."
"Penyebabnya tekel dengan dua kaki dari belakang yang dilakukan Wahyudi Hamisi."
"Tekel itu begitu kejam dan mematikan. Sejak saat itu tamatlah karir sepak bola Pugliara," tulis Persebaya dalam caption postingan.
Respon PSSI
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi turut buka suara terkait insiden yang dilakukan Wahyudi Hamisi.
Yunus Nusi bahkan meminta kepada Komite Wasit agar mengevaluasi dan memberikan sanksi berat kepada Wahyudi Hamisi.
"Kebetulan saya juga nonton persebaya lawan PSS Sleman, kami sangat menyayangkan insiden itu," kata Yunus Nusi di GBK Arena, Jakarta, Senin (4/3/2024).
"Kami sudah berkoordinasi dengan Komite Wasit Pak Rudy, kami berharap ada evaluasi termasuk juga sanksi berat terhadap pemain," sambungnya.
Selain itu, Yunus Nusi juga menyoroti kinerja dari pengadil lapangan.
Tentu akibat kejadian ini menjadi bahan evaluasi untuk kedepan.
"Pertandingan Persebaya kami jadikan evaluasi dan kami sudah berkoordinasi dengan Komite Wasit."
"Kami masih tunggu surat keberatan dari Persebaya agar masuk ke ranah komite disiplin," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Bayu Panegak/Abdul Majid)