TRIBUNNEWS.COM - Masa depan Julian Nagelsmann akhirnya terkuak hari ini, Jumat (19/4/2024).
Pelatih yang masih berusia 36 tahun itu secara resmi telah memutuskan bertahan melatih Timnas Jerman.
Nagelsmann telah sepakat memperbarui kontraknya dengan DFB untuk melatih Der Panzer sampai 2026.
Dalam artian, Nagelsmann akan menangani Jerman setidaknya sampai gelaran Piala Dunia 2026 mendatang.
Baca juga: Skenario Wakil Italia & Jerman Dapat Jatah 6 Slot Liga Champions, Sepak Bola Inggris Menjerit?
Kepastian Nagelsmann memperpanjang masa baktinya bersama Jerman telah diumumkan lewat akun resmi DFB .
"Pelatih Timnas Jerman Julian Nagelsmann memperpanjang kontraknya hingga ajang Piala Dunia 2026," bunyi pernyataan tegas DFB.
"Pada September awal tahun lalu, Nagelsmann awalnya menandatangani kontrak hingga Euro 2024,"
"Kini kontrak pelatih berusia 36 tahun itu berlaku hingga Piala Dunia 2026 edisi berikutnya yang digelar di AS, Kanada dan Meksiko," tambahnya.
Pengumuman resmi yang dirilis DFB tersebut secara tidak langsung menepis segala rumor Nagelsmann.
Diketahui, masa depan Nagelsmann ramai diperbincangkan mengingat kontraknya terbatas di Timnas Jerman.
Hanya dikontrak melatih Timnas Jerman sampai Euro 2024 membuat masa depan Nagelsmann ramai diperbincangkan.
Apalagi gelaran Euro 2024 yang akan digelar Jerman akan segera digelar dalam waktu dekat alias periode Juni s/d Juli.
Artinya tiga bulan lagi, kontrak Nagelsmann bersama Jerman sudah habis, sang pelatih pun bisa pergi kemana saja.
Hanya saja isu seputar masa depan Nagelsmann kini terjawab di mana ia tetap melatih Jerman sampai 2026 mendatang.
Bayern Munchen hingga Chelsea Terpaksa Gigit Jari
Kesepakatan perpanjangan kontrak yang telah disetujui Nagelsmann dengan DFB otomatis membuat para pengincarnya gigit jari.
Di saat masa depan Nagelsmann diperbincangkan, memang ada beberapa klub yang tertarik menggunakan jasanya.
Apalagi kontrak Nagelsmann bersama Timnas Jerman akan berakhir sebelum musim depan dimulai.
Alhasil tak sedikit klub yang tertarik untuk meminang Nagelsmann setelah tugasnya bersama Der Panzer selesai.
Dua klub yang paling bernafsu untuk mendatangkan Nagelsmann yakni Bayern Munchen dan Chelsea.
Klub lain yang juga tertarik menggunakan jasa Nagelsmann ialah Liverpool dan beberapa klub lokal Jerman.
Untuk Bayern Munchen, ketertarikan Die Roten terhadap Nagelsmann memang mengejutkan.
Hal ini mengingat manajemen Bayern Munchenlah yang membuat Nagelsmann sempat menganggur musim lalu.
Ya tepat pada akhir musim lalu, Bayern Munchen secara mengejutkan memecat Nagelsmann dari jabatan pelatih.
Pemecatan Nagelsmann terlihat mengejutkan mengingat Bayern Munchen masih aktif di tiga kompetisi berbeda.
Peluang treble winners bahkan berada di depan mata, saat Nagelsmann masih menjadi pelatih Bayern Munchen.
Hanya saja, hal itu tampaknya tak membuat manajemen Bayern Munchen berubah pandangan.
Manajemen Bayern Munchen pun tetap solid dengan keputusannya untuk memecat Nagelsmann.
Lalu menunjuk Thomas Tuchel untuk menangani Bayern Munchen pada akhir musim lalu hingga musim ini.
Beruntung bagi Bayern Munchen, Thomas Tuchel setidaknya mampu mempersembahkan gelar Liga Jerman musim lalu.
Pada musim ini, Bayern Munchen dan Thomas Tuchel dipastikan akan menjalani kebersamaan terakhirnya.
Hal ini dikarenakan Thomas Tuchel telah memutuskan pergi dari jabatan pelatih Bayern Munchen pada akhir musim ini.
Inkonsistensi Bayern Munchen tampaknya menjadi alasan Thomas Tuchel bersedia pergi dari Die Roten.
Meski masih memiliki peluang menjuarai Liga Champions musim ini, keputusan mundur Thomas Tuchel sudah tidak bisa dibatalkan.
Mundurnya Thomas Tuchel otomatis membuat jabatan pelatih Bayern Munchen masih kosong musim depan.
Berkaca dari situasi itulah, sosok Nagelsmann mencuat sebagai kandidat kuat pelatih Bayern Munchen.
Dilansir Bild, Nagelsmann menjadi salah satu opsi Bayern Munchen selain pelatih lain Xabi Alonso hingga Jurgen Klopp.
Hanya saja dengan keputusan Nagelsmann yang memperpanjang kontrak dengan Timnas Jerman, Bayern Munchen pun gigit jari.
Barangkali tak hanya Bayern Munchen saja, tim lain seperti Chelsea hingga Liverpool juga dipaksa merasakan hal sama.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)