“Dia secara langsung mengawasi komite darurat pusat kamp dan terus bekerja dengan tekun hingga hari kesyahidannya. Memang benar, dia dibunuh saat menjalankan misinya memberikan bantuan kepada para pengungsi,” tambahnya.
Namun, Yedioth Ahronoth mencatat, "tantangan untuk menemukan dan menargetkan ribuan tenaga kerja Hamas yang tersebar ibarat mencari jarum di tumpukan jerami."
Sebaliknya, rekaman video dan laporan saksi mata menunjukkan banyak contoh drone Israel yang melepaskan tembakan dan membunuh warga sipil tak bersenjata, termasuk anak-anak dan petugas kesehatan.
Surat kabar itu menambahkan bahwa di pasar Jabaliya di Gaza utara, agen Hamas saat ini menjaga ketertiban dan mencegah kenaikan harga pangan di tengah kekurangan pangan.
Militer Israel mengantisipasi kejadian serupa di Khan Yunis dalam waktu dekat dan mencatat bahwa Hamas juga telah mengurangi pajak untuk meringankan beban penduduk, terutama menjelang Idul Fitri, yang menandai akhir Ramadhan.
Di wilayah di mana tentara belum melakukan operasi darat skala penuh, seperti di Rafah dan beberapa kota di Gaza tengah, Hamas terus melakukan kontrol sipil, menegakkan hukum dan ketertiban untuk memastikan warga sipil dapat menjalani kehidupan mereka semaksimal mungkin.
Kembalinya kendali sipil Hamas di Khan Yunis terjadi ketika tentara Israel sedang mempersiapkan serangan terhadap Deir al-Balah dan Rafah, yang diduga untuk menghancurkan dua brigade sisa sayap militer Hamas, Brigade Qassam.
Yedioth Ahronoth mengatakan kepemimpinan militer Israel telah memperingatkan tentara di unit-unit yang akan mengambil bagian dalam serangan di Rafah untuk “bersiap menghadapi banyak korban,” terutama jika ratusan ribu penduduk dan pengungsi tidak dapat meninggalkan zona perang.
(Sumber: The Cradle)