Adapun secara performa pada laga terakhir, Timnas Indonesia lebih baik daripada Australia.
Pasukan Garuda mampu menunjukkan menahan imbang Arab Saudi skor 1-1 di markasnya sendiri, King Abdullah Sports City.
Bahkan Timnas Indonesia mampu memimpin terlebih dahulu lewat gol Ragnar Oratmangoen yang berbelok arah setelah membentur Sandy Walsh pada menit ke-19.
Arab Saudi sendiri, termasuk lawan yang kuat. The Green Falcon telah mengantongi tiga trofi Piala Asia (1984, 1988, dan 1996), serta enam kali tampil edisi Piala Dunia (1994, 1998, 2002, 2006, 2018, dan 2022).
Selain itu, Timnas Indonesia juga sebelumnya selalu takluk dalam pertemuan melawan Arab Saudi. Dari 12 laga, 11 pertandingan berakhir dengan kekalahan.
Maka catatan satu poin di markas tim ranking 56 FIFA kemarin merupakan hal berharga.
Sebaliknya, pihak Australia justru menelan kekalahan pada laga pembuka yang dihelat di kandang sendiri.
Tim Kangguru dengan mengejutkan takluk atas Bahrain dengan skor 0-1. Gol semata wayang dari Bahrain lahir setelah Harry Souttar gagal menghalau umpan cut back dari Abdulla Al-Khalasi .
Walhasil bek-tengah Australia itu menciptakan own goal.
Hasil ini cukup mengejutkan, pasalnya Australia bermain dengan sangat dominan atas Bahrain.
Socceroos menguasai lebih dari 60 persen penguasaan bola, unggul dalam kesempatan gol maupun shots on target.
Selain itu, salahsatu penyebab kegagalan Australia mengamankan poin adalah sang striker, Kusini Yengi yang diusir wasit dengan kartu merah. Yengi sengaja menendang kepala lawan.
Adapun untuk pertandingan berikutnya, Kusini Yengi juga bakal absen karena skorsing.
Ini bisa menjadi titik lemah Australia yang harus dimanfaatkan Timnas Indonesia.
Dengan demikian, masih ada kesempatan bagi Timnas Indonesia meraup poin maksimal atas Australia di laga mendatang.
Terlebih kemenangan atas Australia juga bisa menjadi ajang balas dendam yang manis setelah laga terakhir berakhir kekalahan skor 4-0 pada babak 16 Besar Piala Asia 2023 (Januari 2024).
(Tribunnews.com/Bayu Panegak)