Musim lalu, Arsenal tercatat sebagai tim dengan jumlah umpan panjang (direct ball) terbanyak (78), mereka mengandalkan kecepatan pemain di lini depan, di antaranya Kai Havertz dan Martinelli, ataupun Trossard.
Sementara Man City memiliki kerentanan di lini pertahanan dengan skema tersebut.
Saat melawan Inter Milan tengah pekan kemarin yang berakhir imbang tanpa gol, anak asuh Diego Simeone menimbulkan banyak masalah dari serangan cepat.
Meskipun pada akhirnya terkendala dengan finishing touch yang kurang sempurna untuk menghasilkan gol.
Arsenal lebih klinis dalam hal ini, terlebih ketika mendapatkan bola mati dari tendangan corner yang memiliki rasio gol lebih besar.
Arsenal tercatat sebagai tim paling tinggi mencetak gol dalam grafik counter attack tim Liga Inggris sejak musim lalu.
Arsenal mengonversi 19 persen tembakannya dari serangan balik, tim yang lebih efisien dibandingkan Aston Villa Crystal Palace, West Ham dan Chelsea.
Akankah dengan cara ini Arsenal kembali meredam perlawanan Man City atau bahkan membawa pulang 3 poin dari Etihad Stadium?
(Tribunnews.com/Sina)