Di tingkat yang lebih junior, Timnas U20 Indonesia juga akan mendatangkan dua pemain naturalisasi, yakni Tim Geypens dan Dion Markx. Tim Geypens saat ini masih membela FC Emmen di Liga 2 Belanda. Sedangkan, Dion Markx, merupakan pemain bek-tengah NEC Nijmegen U21.
Manajer Timnas U20 Indonesia, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, saat ini Tim dan Dion tengah melengkapi berkas permohonan WNI untuk memulai proses naturalisasi.
"Dari beberapa bulan lalu kami sudah ajukan. Tapi, ini juga akan kembali kepada calon pemain naturalisasi tersebut, apakah mereka mau menyempurnakan berkas-berkas persyaratannya atau tidak" kata Zaki kepada Tribunnews, Jumat (20/9/2024).
Muncul pertanyaan menarik, apa sebenarnya yang mendorong para pemain diaspora itu mau membela skuat Garuda? Dan hal apa yang dijanjikan oleh PSSI hingga akhirnya mereka mau beralih kewarganegaraan menjadi WNI.
Naturalisasi pemain sendiri sebenarnya bukan hal baru di sepak bola Indonesia.
Program ini bahkan sudah dimulai ketika PSSI dipimpin oleh Nurdin Halid, yang kemudian berlanjut ke era Djohar Arifin Husin, La Nyalla Mattalitti, Edy Rahmayadi, Mochamad Iriawan, hingga terakhir era Erick Thohir.
Kepada Tribunnews, Ketua Umum PSSI periode 2011-2015, Djohar Arifin Husin menceritakan bagaimana proses naturalisasi pemain di era kepemimpinannya.
Djohar mengungkapkan, secara umum fakta yang berlangsung di era kepemimpinannya, para pemain asing calon WNI itu terlebih dahulu harus membuat perjanjian berupa kontrak dengan PSSI sebelum melakukan naturalisasi.
Dalam menyusun kontrak tersebut, pemain asing yang bersangkutan dapat menawarkan permintaan-permintaan yang dalam hal ini lebih cenderung berupa jaminan masa depan mereka di Indonesia kelak.
"Kontraknya itu harus memikirkan masa depannya (pemain asing calon warga negara Indonesia). Jangan kontrak hura-hura," kata Djohar kepada Tribunnews di Jakarta, Rabu (25/9/2024).
Baca juga: Pembagian Pot Piala Asia U-20 2025, Timnas Indonesia U-20 Potensial Segrup Musuh Bebuyutan
Biasanya, kata Djohar, para calon pemain naturalisasi itu meminta jaminan berupa dana (uang) atau pekerjaan.
"Ya tentu mereka akan memikirkan masa depannya. Mereka main bola ini kan, punya masa depannya jelas pasti. Tentu adalah sesuatu yang, apakah dana, apakah pekerjaan, segala macam," ungkapnya.
Permintaan-permintaan menurut Djohar tidak menjadi masalah bagi PSSI saat itu, asalkan pemain asing bersangkutan dinilai memiliki kualitas bermain sepak bola yang benar-benar bagus.
Sementara, soal pemain asing yang bersangkutan tersebut memiliki darah keturunan Indonesia atau tidak, itu bukan pertimbangan utama PSSI.