Untuk Nathan Tjoe-A-On mengisi peran Thom Haye di lini tengah, sementara Witan Sulaeman menggantikan Malik Risaldi.
Dengan empat perubahan tersebut, permainan Timnas Indonesia pun tampak sedikit berbeda dan menyisakan celah.
Dua gol yang dicetak China dalam laga ini ke gawang Timnas Indonesia bahkan dapat dikatakan akibat kesalahan lini belakang.
Untuk gol pertama, ketidaksigapan Shayne Pattynama yang tidak segera membuang bola di area berbahaya dimanfaatkan China.
Lalu untuk gol kedua, ruang kosong di lini pertahanan Timnas Indonesia juga mampu dimanfaatkan oleh tuan rumah.
Ketertinggalan dua gol pada babak pertama seakan menjatuhkan mental pemain Timnas Indonesia yang dianggap memiliki peluang lebih baik untuk memenangkan laga.
Pada babak kedua, Shin Tae-yong mencoba melakukan pergantian lebih awal dengan menarik tiga pemain sekaligus.
Mees Hilgers, Witan Sulaeman, Shayne Pattynama ditarik keluar digantikan Rizky Ridho, Marselino Ferdinan dan Thom Haye.
Usaha yang dilakukan Timnas Indonesia untuk mengejar ketertinggalan tampak menemui jalan buntu.
Sebelum akhirnya pergantian terakhir dilakukan Shin Tae-yong memasukkan Pratama Arhan dan Malik Risaldi menit 85.
Dua menit berselang, aksi Pratama Arhan saat memamerkan kualitas lemparan mautnya berujung dengan gol Thom Haye.
Hanya saja, gol balasan Thom Haye terlampau telat, berbagai usaha pemain Garuda akhirnya mentah begitu saja setelahnya.
Timnas Indonesia pun akhirnya harus menelan kekalahan dengan skor 2-1 melawan China pada matchday keempat ini.
Kekalahan dari China jelas menjadi pukulan telak bagi Timnas Indonesia yang membuang kesempatan naik ke posisi dua.
Raihan nol poin melawan China membuat pasukan Shin Tae-yong harus tertahan di posisi kelima dengan perolehan 3 poin.
Hasil negatif melawan China tentu menimbulkan berbagai sorotan yang bernada pro kontra terutama terkait keputusan Shin Tae-yong dalam meracik susunan pemain utamanya.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)