Hal itu dibuktikan saat skuad Garuda away ke Irak, yang mana saat itu kondisi di Irak tengah tidak kondusif.
“Biarlah menjadi hak Bahrain dan tentu kalau bagi kami itu mengada-ngada karena sesuatu yang tidak masuk akal. Kami di Irak saja berangkat dipimpin Pak Mardji dengan situasi di sana yang agak kurang enak kondisinya, sebelumnya ada pemboman di Irak dan timnas kita tetap kita berangkatkan, tidak ada masalah,”
“Sepakbola di belahan dunia manapun harus menjunjung sportivitas, kemudian fairplay, dan masyarakat sepakbola di dunia juga tidak seganas yang dibayangkan oleh Bahrain,” terangnya.
Lebih lanjut, hal yang membuat Yunus Nusi yakin FIFA tak akan menyetujui permintaan dari Bahrain untuk main di luar Indonesia adalah karena sampai saat ini belum ada komunikasi atau pihak FIFA yang langsung memantau ke Indonesia.
“Tikad perlu (ada surat dari FIFA-red) FIFA juga saya yakin tidak akan merespon karena ketika ada respon dari FIFA sebelumnya itu akan datang mereka ke Indonesia untuk menanyakan apakah anda mampu untuk melaksanakan pertandingan,” ucap Yunus Nusi,
“Selama FIFA tidak akan datang ke Indonesia untuk menanyakan, baik itu kepada federasi atau pemerintah. Jadi seperti yang kami ketahui, FIFA tidak akan merespon keinginan Bahrain,” pungkasnya.