Padahal dua pemain tersebut kerap menjadi andalan Vietnam, Ngoc Hai memiliki 76 caps sedangkan Hung Dung 37 penampilan bersama The Golden Stars.
Namun masih ada pemain-pemain seperti Nguyen Quang Hai, Nguyen Tien Lin, Do Duy Manh, hingga Dang Van Lam, masuk daftar. Mereka adalah bagian dari generasi emas Vietnam.
Vietnam kini harus mengandalkan pemain-pemain muda di bawah asuhan pelatih Kim Sang-sik.
Tantangan besar menanti Vietnam untuk mempertahankan performa di level tinggi dengan absennya dua sosok berpengalaman tersebut.
Baca juga: Bukan Timnas Indonesia Apalagi Thailand, Mano Polking Jagokan Mantan Rivalnya Juara AFF 2024
Keunggulan Indonesia di Piala AFF 2024
Di sisi lain, Timnas Indonesia datang dengan modal kuat. Skuad Shin Tae-yong dihuni oleh kombinasi pemain muda berbakat dan mereka yang telah mencicipi pengalaman internasional.
Nama-nama seperti Justin Hubner, Rafael Struick, Ivar Jenner, hingga Marselino Ferdinan menjadi andalan.
Asnawi Mangkualam (25 tahun) menjadi pemain tertua, sementara Arkhan Kaka (17 tahun) menjadi yang termuda.
Kepercayaan diri skuad Garuda semakin tinggi setelah berhasil mengalahkan Vietnam tiga kali sepanjang 2024, termasuk di Kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia.
Rekor ini menjadi bukti bahwa Indonesia kini mampu bersaing di level tertinggi Asia Tenggara.
Absennya pemain-pemain kunci Thailand dan Vietnam menjadi momentum yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Dengan persiapan matang dan kekuatan tim yang merata, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengakhiri penantian panjang sebagai juara Piala AFF.
Piala AFF 2024 bukan sekadar turnamen, tetapi panggung bagi Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia untuk membuktikan bahwa era baru sepak bola Garuda telah tiba.
Ini adalah momen untuk terbang tinggi dan membawa pulang gelar yang telah lama dinantikan.
(Tribunnews.com/Tio)