“Kemudian prosedur selanjutnya adalah menyerahkan form pergantian pemain kepada wasit cadangan. Setelah form pergantian pemain diserahkan, wasit cadangan kemudian juga mengecek keabsahan tiga pemain tersebut dan dinyatakan sah untuk bermain.”
Setelah menyerahkan form pergantian pemain tersebut, PSM kemudian mengikuti prosedur berikutnya. Mereka mengikuti arahan dari wasit cadangan yang bertugas mengatur masuk-keluarnya para pemain.
“Setelah itu dilakukan, prosedur selanjutnya sudah menjadi kewenangan dari perangkat pertandingan. Dalam hal ini adalah wasit yang memimpin pertandingan dan wasit cadangan. Keduanya yang mengatur keluar dan masuknya pemain pengganti dan yang diganti,” ujarnya.
Sayangnya, skuad Juku Eja tidak memberikan alasan mengapa ada 12 pemain yang turun di lapangan. Momen ini bermula ketika Syahrul Lasinari yang sebetulnya digantikan ternyata tidak ikut keluar.
Dia awalnya terlihat ingin keluar, tiba-tiba tidak jadi keluar lapangan. Akibatnya, PSM bermain dengan 12 pemain mulai menit ke-98 detik ke-33. Artinya, tidak ada pengecekan dari wasit dalam menghitung jumlah pemain.
Dengan demikian, PSM seolah mendapatkan keuntungan selama 43 detik karena bermain dengan 12 pemain sebelum wasit Pipin Indra Pratama meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.
“Dalam insiden PSM vs Barito Putera, pemain pengganti PSM masuk ke dalam lapangan berdasarkan arahan dari wasit cadangan,” bunyi klarifikasi PSM Makassar.
“Begitu pun juga pemain yang digantikan, yang tentu saja mengikuti arahan dari wasit utama di mana pada keadaan tersebut menetapkan play on sehingga pemain tidak dapat dan tidak diminta oleh wasit utama untuk meninggalkan lapangan.”
(Tribunnews.com/Giri)