Alih-alih membebani pikiran pemain dengan kata-kata yang tidak perlu setelah kalah, dia memilih diam dan membiarkan pemain mengatur emosi sendiri.
Hal ini ternyata merupakan prosedur tersendiri yang sering dia lakukan, bahkan ketika masih melatih Sporting CP.
Kebiasaan ini juga merupakan buah dari pengalamannya ketika masih jadi pemain.
Kemudian setelah emosi para pemain mereda, Ruben Amorim biasanya baru akan bicara kepada para pemain sehari selepas laga di sesi latihan.
Saat itulah, dia baru menjelaskan semua hal, termasuk detail mengenai penyebab kekalahan mereka.
Jadi, Amorim membiarkan pemain mengelola emosi mereka lebih dulu, baru akhirnya memberi saran, masukan, meluapkan kekesalan.
Hingga memberi analisis saat emosi pemain membaik. Ini semua perkara manajemen emosi.
Di sisi lain, Ruben Amorim juga sempat memberikan komentarnya kepada media setelah kekalahan atas Wolves.
Dikatakannya kartu merah yang diterima Bruno Fernandes pada laga ini sangat merugikan Manchester United.
Ya, pada laga ini Manchester United harus bermain dengan dengan 10 pemain sejak menit ke-47 setelah bruno Fernandes mendapat kartu kuning kedua.
Bruno diusir oleh wasit setelah kedapatan menginjak kaki Nelson Semedo.
"Sangat sulit memenangkan pertandingan di liga ini dengan 11 pemain, apalagi dengan 10 pemain, itu lebih sulit. Kami harus fokus pada itu," kata Ruben Amorim dikutip dari BBC.
Lebih lanjut, Ruben Amorim tetap mengapresiasi usaha anak asuhnya meskipun bermain dengan 10 orang pemain.
Dikatakannya sejatinya timnya sempat memberi perlawanan saat beru tertinggal 1-0.