Namun kedua Wolves pada menit kritis membuat asa untuk membawa pulang satu poin akhirnya pupus.
"Tentu saja, saat Anda kalah, saat kami tidak menang, itu adalah langkah mundur," kata Ruben Amorim.
"Sangat sulit dengan kartu merah itu. Gol itu serupa saat melawan Tottenham. Kemudian, kami mencoba. Bahkan dengan satu pemain yang lebih sedikit, kami mencoba dan saya pikir kami hampir berhasil."
"Tetapi kemudian Wolves mencetak gol kedua lewat transisinya dan skor menjadi 2-0. Bagi kami, mari kita lanjutkan," tegasnya.
Saat ditanya soal apakah gol tendangan sudut Wolves itu adalah pelanggaran, Ruben Amorim pun enggan merespons hal tersebut.
"Minggu lalu, saya melihat gol yang sama saat melawan Tottenham. Saya pikir Onana tidak bisa mengejar bola karena ada satu orang di depan, satu di belakang," kata Amorim.
"Dan di saat-saat terakhir dia melompat, sentuhan di punggungnya mengubah cara di melihat bola. Saya melihatnya minggu lalu," tutupnya.
(Tribunnews.com/Hafidh Rzky Pratama)