Walhasil Curacao dapat membawa pemain-pemain kunci dari Belanda ke dalam skuat mereka, termasuk Leandro Bacuna, Cuco Martina, Felitciano Zschusschen, Eloy Room, dan beberapa pemain lain yang berkiprah di Eropa.
Adanya pemain elite dari Eropa, standar bermain Curacao meningkat pesat.
Negara kepulauan ini kemudian memenangkan enam pertandingan, menambah tiga kali seri, dan kalah tiga kali di bawah asuhan Kluivert dari bulan Maret 2015 hingga Juni 2016.
Jumlah ini secara kebetulan akan menyamai jumlah kemenangan yang diraih Curacao dari tahun 2011 hingga 2014 setelah menjadi asosiasi anggota FIFA.
Sayangnya, masa jabatan Kluivert untuk Curacao berakhir pada tahun 2016.
Pasalnya kala itu pria yang saat ini berusia 48 tahun diminta sebagai manajer tim Ajax U19.
Saat Kluivert masuk menangani Curacao, negara yang tergabubng dalam federasi CONCACAF itu menempati ranking 159 dunia.
Saat ia berhenti dari posisinya, Kluivert memang hanya bisa mendongkrak lima tingkat saja di posisi 154.
Walau demikian, estafet apik Kluivert mampu dilanjurkan oleh pelatih asal Belanda, Remko Bicentini, sebagai manajer.
Bicentini membawa Curacao memenangkan Piala Karibia 2017 dan melaju ke Piala Emas 2017, turnamen besar pertama mereka sebagai negara otonom.
Ini merupakan pencapaian yang luar biasa yang mana peringkat FIFA Curacao melonjak ke posisi tertinggi sepanjang masa, yaitu 68 dari 183.
Rekam Jejak Patrick Kluivert
Sebagai Pelatih dan Staf
- Adana Demirspor (Pelatih Kepala): Jul 2023 – Des 2023
- Total Pertandingan: 20
- Rata-Rata Poin: 1,50
2. Curaçao (Pelatih Interim): Mei 2021 – Okt 2021
- Total Pertandingan: 6
- Rata-Rata Poin: 0,83
3. Barcelona (Manajer Akademi): Juli 2019 – Juni 2021