Bukannya tanpa alasan, mengapa Arsenal harus menganggap gelar Piala Carabao selayaknya prestasi yang patut diperjuangkan lagi.
Alasan sederhananya yakni Arsenal butuh trofi untuk bisa mengikat kepercayaan pendukungnya terhadap proyek yang mereka jalankan.
Seperti diketahui, perkembangan luar biasa memang terus diperlihatkan Arsenal di bawah komando Mikel Arteta.
Setelah sempat mengalami situasi sulit pada awal kariernya melatih Arsenal, Arteta terus memberikan bukti.
Dalam dua musim terakhir, Arsenal hampir saja memenangkan gelar juara Liga Inggris, jika tidak ditikung Manchester City.
Keberhasilan Arteta membawa Arsenal kembali bersaing memperebutkan gelar Liga Inggris menjadi tanda pesatnya perkembangan tim Meriam London.
Hanya saja memang, belum ada satu trofi besar yang dimenangkan Arsenal bersama Arteta entah itu Liga Inggris atau Liga Champions.
Disisi lain, Arteta kerapkali kurang serius meraih gelar di kompetisi domestik terutama Piala Carabao atau Piala FA.
Khusus Piala Carabao, turnamen ini selayaknya prioritas terakhir Arteta, hal itu dibuktikan dengan rekam jejaknya.
Padahal jika ditelisik lebih jauh, gelar Piala Carabao tetaplah memiliki prestis tersendiri bagi klub besar Inggris.
Sebut saja Manchester City, Liverpool, Manchester United yang menjadi raja di beberapa edisi terakhir Piala Carabao.
Hal itu menunjukkan bahwa Piala Carabao bukanlah trofi Piala Chiki, dan sangat layak untuk diperjuangkan juga.
Termasuk oleh Arsenal yang terhitung baru memenangkan gelar Piala FA selama ditangani Arteta sejak 2019 silam.
Dan laga leg pertama melawan Newcastle United nanti menjadi momen tepat untuk menilai seberapa serius Arsenal memandang gelar juara Piala Carabao musim ini.