Langkah terakhir adalah dengan menjadi Global Champ. Itu artinya, Wazer itu dipilih karena telah berkontribusi bagi Waze secara global.
"Sebenarnya (apabila sudah mendapat gelar Global Champ) tidak ada insentif atau benefit yang kami dapatkan. Namun, keuntungannya, bisa masuk ke global forum dan berbincang dengan global champ lain," kata Christian.
Apa saja yang bisa diedit oleh para editor ini?
Awalnya, peta yang ada di Waze sebenarnya tidak menampilkan informasi apapun. Hanya kota-kota besar yang sudah memiliki informasi basic. Nah, tugas para editor ini lah untuk menamakan jalan yang masih belum bernama.
Jika nama suatu jalan dianggap salah, para editor peta tersebut bisa langsung mengganti nama dengan yang benar. Tentunya, jika ada satu jalan yang belum diberi nama, editor bisa langsung memberi nama. Editor juga bisa memberitahukan, apakah suatu jalan memiliki sistem satu arah atau dua arah.
Bila di suatu wilayah masih belum ada jalur jalanan, Waze Maze Editor dapat menggambar jalur tersebut.
Sistem itu sendiri biasanya memang diperbarui oleh sistem. Namun, ada beberapa data yang memerlukan sentuhan manusia agar semakin akurat.
"Yang belum ada (jalan) ya kita bikin. Kalau ada yang salah, kita benerin," kata Christian.
Jumlah editor masih sedikit di Indonesia
Masih menurut Christian, hingga saat ini sudah ada sekitar 50 Waze Map Editor yang aktif di Tanah Air. Semuanya tersebar di berbagai pulau di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Christian mengaku, jumlah tersebut masih sangat sedikit, masih sangat sulit untuk memperlengkap peta di Indonesia.
Oleh karena itu, ia berharap, makin banyak orang yang bergabung ke komunitas tersebut. Dengan semakin banyaknya orang, informasi yang ada tentunya bisa semakin banyak dan lengkap.
"Harapannya, semakin banyak editor," pungkas Christian.