TRIBUNNEWS.COM – Layanan pemblokir iklan alias ad-blocker tumbuh subur di Asia.
Beberapa negara getol menggunakan layanan tersebut adalah Indonesia, China, India, dan Pakistan.
Menurut laporan PageFair, 36 persen pengguna smartphone di Asia Pasifik menggunakan peramban ad-blocker untuk berselancar maya.
Jika dirinci, China meraup 159 juta pengguna aktif tiap bulannya, lalu disusul India (122 juta), Indonesia (38 juta), dan Pakistan (10 juta).
Secara keseluruhan ada 419 juta pengguna peramban ad-block mobile saat ini.
Jumlah itu mewakili 22 persen dari 1,9 juta basis pengguna smartphone global.
Dibandingkan tahun lalu, pertumbuhan adopsinya mencapai 90 persen.
Ada banyak aplikasi ad-blocker yang tersedia di Google Play Store dan Apple App Store.
Menurut Head of Ecosystem PageFair Johnny Ryan, peramban UC Browser milik Alibaba adalah salah satu aplikasi populer yang paling banyak diandalkan.
Secara garis besar, kata Ryan, China dan Indonesia menunjukkan pertumbuhan penetrasi yang signifikan.
Hal ini tak lepas dari harga internet mobile yang terhitung mahal di kedua negara.
Netizen di China dan Indonesia enggan membuang kuota data hanya untuk dijejali konten komersil. Selain itu, mereka juga merasa terganggu dengan paparan iklan.
Fakta terbalik tampak di Amerika Utara dan Eropa. Hanya 1,2 persen dari total pengguna smartphone di Amerika Utara yang menggunakan peramban adblock.
Eropa sedikit lebih tinggi dengan adopsi sebesar 2,7 persen dari basis pengguna smartphone.