Akses menuju informasi pribadi penumpang bisa dilakukan dengan mudah, tanpa harus menggunakan identitas spesifik.
Sistem tidak membatasi berapa kali orang bisa melakukan pencarian identitas yang tersimpan di dalamnya. Sekali masuk, peretas juga bisa mengakses fitur pencarian identitas berulang kali, tanpa batas.
Sekarang dapat Anda bayangkan bukan, bagaimana bahayanya jika memotret tiket berisi kode booking itu dan menunggahnya ke media sosial?
Nohl dan Nikodejevice mengatakan bahwa solusi untuk masalah ini sederhana, perusahaan cuma perlu keamanan cyber yang lebih baik.
Misalnya, membuat akses ke riwayat penerbangan hanya bisa diakses alamat IP tertentu, lalu memasang captcha untuk menghalangi pembobolan.
(Yoga Hastyadi Widiartanto/kompas.com)