Menonaktifkan lampiran dokumen berukuran besar melalui email juga jadi upaya untuk menghentikan infeksi di trek mereka.
4. Minimalisir risiko perpindahan lateral.
Perusahaan harus meminimalisir risiko perpindahan lateral dalam jaringan dengan membuat segmentasi LAN lebih kecil, zona yang terisolasi, atau VLAN yang dapat diamankan dan dihubungkan dengan firewall.
Pastikan untuk menerapkan kebijakan IPS yang sesuai dengan pengaturan lalu lintas yang melintasi segmen LAN untuk mencegah eksploitasi, worm, dan bot yang menyebar di antara segmen LAN.
Jangan mengaktifkan daya lebih banyak dari yang dibutuhkan pengguna. Hal ini tentunya akan langsung mengurangi risiko yang ada.
5. Secara otomatis mengisolasi sistem yang terinfeksi.
Ketika suatu perusahaan sedang menghadapi serangan siber, penting untuk diketahui bahwa solusi untuk keamanan IT-nya adalah dengan cepat mengidentifikasi sistem yang berbahaya serta memisahkannya sampai sistem tersebut dapat dibersihkan pada waktunya (baik secara otomatis atau manual).
6. Selalu lakukan up to date.
Malware yang tidak masuk melalui dokumen sering kali mengandalkan bug keamanan dalam aplikasi populer, termasuk pada Microsoft Office, browser internet, Flash, dan banyak lagi.
Jika suatu perusahaan terus menerus menutup celah serangan siber (patching), maka akan lebih aman terhadap serangan yang akan datang.