Kendati datang dari keluarga Tionghoa, Go Tik Swan pandai menari Jawa, kerajinan tangan, sampai pengetahuannya tentang budaya Jawa.
Lahirnya Batik Indonesia
Dikutip dari wartakotalive.com, tahun 1950-an, Soekarno memberikan amanah kepada maestro batik Go Tik Swan untuk mengembangkan batik Indonesia.
Batik ini coraknya lebih nasionalistik dan merupakan penggabungan rasa persatuan, nasionalisme dan romantisme.
"Perkenalan Go Tik Swan dan Presiden Soekarno saat diadakan pagelaran seni tari di Istana Negara."
"Go Tik Swan menari tarian Gambir Anom yang begitu indah, dan Soekarno sangat kagum."
"Dan lebih kagum karena yang membawakan seorang pemuda Tionghoa."
"Pada zaman itu, tidak lazim seorang keturunan Tionghoa mempelajari tari Jawa," tutur pengarang buku Batik Indonesia & Sang Empu: Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro, Neneng Iskandar saat Bincang Wastra di Museum Tekstil.
Setelah perkenalan tersebut, Presiden Soekarno juga tahu, Go Tik Swan merupakan keluarga pengusaha batik secara turun temurun.
Muncullah ide Soekarno untuk mengembangkan suatu corak batik yang lebih nasionalis.
Soekarno kemudian memerintahkan Go Tik Swan untuk membuat batik Indonesia.
Neneng yang menjadi murid Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro ini menceritakan, setelah diberi amanah tersebut, Go Tik Swan berkelana menelururi hampir seluruh pembatikan yang ada di Pulau Jawa.
Masih dari nationalgeographic.grid.id, perjalanan ziarahnya bermula dari sentra batik di Palmerah, Jakarta Pusat.
Kemudian, ziarah berikutnya ke makam-makam orang suci.