Meski belum sepenuhnya lepas dari smartphone, ia hanya menggunakan ponsel itu untuk fungsi tertentu seperti mengirim pesan WhatsApp dan membaca berita.
"Saya lebih sering menggunakan ponsel jadul ketimbang smartphone. Dengan begitu saya tidak lagi dikontrol oleh ponsel dan bisa berpikir dengan lebih tenang karena bisa menggunakan ponsel secara esensial," kata Mateo.
Associate Professor di Nottingham Trent University, Dr. Daria Kuss mengatakan meningkatnya Gen Z beralih dari smartphone ke ponsel jadul memang berpengaruh pada kesehatan mental pengguna. Sebab, seringnya intensitas penggunaan ponsel pintar akan mempengaruhi fungsi dan kinerja otak.
Berdasarkan penelitian, Gen Z banyak menghabiskan waktu rata-rata di depan smartphone sebanyak 29 jam dan 29 menit dalam seminggu. Bahkan, 48 persen dari mereka juga mengaku sedih, cemas dan depresi saat menggunakan media sosial yang berujung tak terkendalinya emosi dan menyebabkan stres.
"Ponsel jadul memiliki fungsi yang lebih sedikit dibandingkan smartphone. Sehingga kesehatan mental pengguna akan semakin lebih baik. Hal itu juga didukung oleh terbatasnya fitur ponsel yang bisa digunakan pengguna untuk periode waktu yang terbatas, yakni telepon dan sms," kata Kuss.
Atas hal itu, pengguna ponsel jadul bisa menghabiskan banyak waktu dengan aktivitas yang menyehatkan mental.
"Sangat bagus dan tidak menyita waktu. Kebanyakan pengguna ponsel ini akan banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman, dan terlibat dalam aktivitas rekreasi, yang meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan," tutup Kuss.