Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pihak TikTok mengatakan telah menangguhkan layanan streaming langsung dan konten baru dari platformnya untuk menindak 'berita palsu' tentang angkatan bersenjata Rusia.
Dilansir dari situs BBC, Senin (7/3/2022) TikTok, yang memiliki sekitar 36 juta pengguna di Rusia, mengatakan langkahnya untuk memastikan keamanan staf dan penggunanya.
Dalam serangkaian Tweet, TikTok berbicara mengenai undang-undang yang menyangkut 'berita palsu' di Rusia.
Baca juga: Amerika Serikat Mulai Menyelidiki Efek Berbahaya TikTok pada Kesehatan Mental Anak-anak
“Kami tidak punya pilihan selain menangguhkan streaming langsung dan konten baru ke layanan video, sementara kami meninjau implikasi keamanan dari undang-undang ini,” kata pihak TikTok.
"Kami akan terus mengevaluasi keadaan yang berkembang di Rusia untuk menentukan kapan dapat melanjutkan layanan kami sepenuhnya dengan keselamatan sebagai prioritas utama,” tambahnya.
TikTok yang memiliki satu miliar pengguna di seluruh dunia, telah dikritik karena tidak ikut bergabung dengan Facebook, Instagram, dan Twitter menentang agresi Rusia terhadap Ukraina.
Baca juga: Korea Selatan Perketat Kontrol Ekspor pada Belarusia
Namun dalam pernyataan yang lebih panjang di situsnya pada Minggu, TikTok menggambarkan perang di Ukraina sebagai hal yang "menghancurkan".
TikTok juga mengatakan saat ini sedang membuat langkah untuk melindungi penggunanya dari pelanggaran undang-undang dan berita palsu di Rusia.