Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penelitian terbaru yang dilakukan, Galaxy Watch 4 berpotensi menjadi alat untuk pengukuran OSA (Obstructive Sleep Apnea) yang akurat.
Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur.
OSA ditandai dengan adanya obstruksi jalan napas yang menyebabkan napas berhenti sesaat, baik secara total maupun parsial.
Akibatnya, pengidap akan kekurangan oksigen dan berkali-kali terjaga, bahkan terbangun karena merasa tercekik.
Studi yang diterbitkan oleh jurnal medis National Sleep Foundation Sleep Health yang memantau 97 orang dewasa dengan gangguan tidur dan menyimpulkan bahwa perangkat ini dapat membantu mengatasi mahalnya biaya alat pengukuran tradisional.
Baca juga: Idap Berbagai Pernyakit, Ruben Onsu Akui Takut Mati: Ketika Udah Kebangun Gue Gak Mau Tidur Lagi
Galaxy Watch 4 dilengkapi dengan sebuah reflectance pulse oximeter module yang tetap bersentuhan dengan kulit pengguna saat smartwatch dipakai.
Sensor SpO2 juga terdiri dari delapan fotodioda yang mendeteksi cahaya yang dipantulkan dan menangkap sinyal PPG pada frekuensi sampling 25Hz melalui Kesehatan Tidur.
Studi ini menemukan bahwa pelacak yang dikenakan di pergelangan tangan, seperti Galaxy Watch4, akurat dalam mengukur kadar oksigen secara kontinyu pada pasien percobaan dan memungkinkan peneliti untuk melakukan screening OSA dengan menganalisis data yang dikumpulkan melalui perangkat itu.
Tim peneliti gabungan di Samsung Medical Center dan Samsung Electronics membandingkan pengukuran SpO2 Galaxy Watch4 dengan metode pelacakan tidur tradisional, termasuk pengukuran SpO2 polisomnografi (PSG) dan tingkat apnea tidur yang digunakan dalam kedokteran tidur.
Temuan dari kedua metode diselaraskan, membuktikan Galaxy Watch4 secara akurat mengukur saturasi oksigen selama tidur dan dapat digunakan untuk menyaring OSA.
John Lopos, CEO, National Sleep Foundation mengatakan, teknologi tidur dapat berperan penting dan membantu dengan manfaat kesehatan jangka panjang.
"Teknologi ini juga dapat membantu pengguna menyesuaikan pola tidur dalam jangka pendek.
NSF mendorong praktik teknik relaksasi untuk membantu mendapatkan tidur malam yang nyenyak setiap hari," kata John.
Baca juga: Bukan Lagi Jantung, Gangguan Pernafasan Kini Jadi Keluhan Terbanyak Jemaah Haji Sakit di Madinah