Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SUNNYVALE - Pendapatan LinkedIn mengalami kenaikan menyusul banyaknya korban gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) membanjiri platform tersebut untuk mencari pekerjaan.
Melansir dari CNN, platform yang melayani pencari kerja dan pihak yang memberikan pekerjaan ini membukukan pertumbuhan pendapatan 17 persen secara year-on-year pada kuartal ketiga 2022, menurut laporan pendapatan perusahaan induk LinkedIn, Microsoft.
CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan kepada analis dalam laporan pendapatan Oktober, Lindekln melihat "rekor keterlibatan" sebanyak 875 juta anggotanya, dengan percepatan pertumbuhan terutama di pasar internasional.
Baca juga: PHK di Bank Goldman Sachs Berlanjut, Nasib 32.000 Staf Terancam Kena Pecat Pekan Ini
Aplikasi seluler LinkedIn diunduh sekitar 58,4 juta kali pada 2022 di seluruh toko aplikasi Google Play dan Apple, naik 10 persen dari tahun sebelumnya, menurut firma riset Sensor Tower.
Beberapa pengguna LinkedIn yang menjadi korban PHK baru-baru ini telah membentuk grup yang bertujuan untuk saling membantu dan membangun koneksi guna menemukan pekerjaan baru.
Satu grup di LinkedIn yang berisi karyawan korban PHK pada November di induk Facebook, Meta Platforms Inc., kini berisi lebih dari 200 anggota.
Pada tahun pertama pandemi COVID-19 ditandai dengan PHK yang meluas di layanan jasa dan sektor ritel, namun dalam beberapa bulan terakhir PHK dipicu oleh prospek resesi global.
Meskipun pasar tenaga kerja secara keseluruhan tetap kuat, ada gelombang PHK yang baru-baru ini terjadi di industri teknologi dan media, yang kebetulan menjadi inti dari basis pengguna LinkedIn.
Jumlah postingan di LinkedIn yang menyebutkan "buka untuk bekerja" naik 22 persen selama November dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, menurut data yang diberikan oleh perusahaan.
LinkedIn juga melaporkan peningkatan yang stabil dalam jumlah pengguna yang menambahkan koneksi pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya, sebuah tanda bahwa pengguna semakin aktif di platform tersebut.
“Ada peningkatan (penggunaan) LinkedIn sejak pandemi. Anda harus melakukan social distancing dan karantina, dan orang-orang bekerja dari jarak jauh sehingga kemungkinan ada pergeseran jaringan di kehidupan nyata,” kata seorang profesor dan pakar media sosial di Syracuse University, Jennifer Grygiel.
PHK dan Gejolak di Industri Media Sosial
Terlepas dari PHK, industri media sosial telah melalui tahun yang bergejolak.
Facebook dan Instagram telah dikritik oleh pengguna karena berlomba mengubah layanan mereka menjadi seperti TikTok.