Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Penggunaan layanan internet satelit SpaceX oleh Ukraina telah menjadi bagian penting dari infrastruktur negara itu dalam menghadapi serangan Rusia sejak 24 Februari 2022.
Namun, penggunaan layanan internet perusahaan transportasi luar angkasa AS SpaceX, Starlink, beberapa kali menjadi bahan perdebatan.
Komentar dari Presiden Spacex, Gwynne Shotwell, pada pekan lalu menghidupkan kembali perdebatan mengenai bagaimana perangkat keras dan layanan internet perusahaannya harus digunakan dalam konflik Ukraina.
CEO SpaceX Elon Musk kemudian terlibat perdebatan sengit dengan mantan astronot NASA terkenal Scott Kelly terkait penggunaan Starlink di Ukraina.
Kelly meminta Elon Musk untuk “memulihkan fungsionalitas penuh satelit Starlink Anda”, tulis mantan astronot itu dalam tweet-nya pada Sabtu (11/2/2023).
“Pertahanan dari invasi genosida bukanlah kemampuan ofensif. Ini bertahan hidup,” tambah Kelly, seperti yang dikutip dari CNBC.
Dalam sepasang tweet balasan pada Minggu (12/2/2023), Musk mengatakan, “Starlink adalah tulang punggung komunikasi Ukraina, di mana hampir semua konektivitas Internet lainnya telah dihancurkan. Tapi kami tidak akan mengizinkan eskalasi konflik yang dapat menyebabkan WW3."
Baca juga: Setelah Doakan Elon Musk Sukses di Twitter, Loyalis Putin Ini Minta Starlink Cabut dari Ukraina
“Kami belum menggunakan hak kami untuk mematikannya,” kata Musk dalam tweet terpisah.
Perdebatan itu terjadi setelah Shotwell pada pekan lalu mengatakan perusahaannya “sangat senang dapat menyediakan konektivitas Ukraina dan membantu mereka dalam perjuangan mereka untuk kebebasan,” tetapi dia menekankan bahwa Starlink “tidak pernah dimaksudkan untuk dijadikan senjata.”
Baca juga: Tesla Rilis Pi Phone, Ponsel Canggih Bertenaga Surya dengan Jaringan Internet Starlink
“Orang Ukraina telah memanfaatkannya dengan cara yang tidak disengaja dan bukan bagian dari kesepakatan apa pun, jadi kami harus mengusahakannya di Starlink,” kata Shotwell, saat menghadiri konferensi luar angkasa di Washington, pada Rabu (8/2/2023).
“Tapi niat kami adalah tidak pernah membuat mereka menggunakannya untuk tujuan ofensif,” sambung Shotwell.
Dia secara khusus mencatat laporan mengenai penggunaan Starlink oleh Ukraina untuk senjata "drone”.
Baca juga: Elon Musk Tuding Rusia Berupaya Sabotase Satelit Starlink
Sementara itu, tentara Ukraina menjelaskan penggunaan Starlink untuk menghubungkan drone dan mengidentifikasi serta menghancurkan target musuh, menurut laporan Times of London pada Maret 2022.
“Saya tidak akan membahas detailnya; ada hal-hal yang dapat kami lakukan untuk membatasi kemampuan mereka melakukan itu... ada hal-hal yang dapat kami lakukan dan telah kami lakukan,” lanjut Shotwell.
SpaceX tidak menanggapi permintaan CNBC untuk mengklarifikasi apa batasan itu dan apakah masih berlaku.
Seorang juru bicara perusahaan menunjukkan perjanjian persyaratan layanan Starlink untuk AS, yang menjelaskan modifikasi pada peralatan atau layanan SpaceX yang akan melanggar undang-undang ekspor AS.
“Starlink tidak dirancang atau dimaksudkan untuk digunakan dengan atau dalam persenjataan ofensif atau defensif atau penggunaan akhir lain yang sebanding,” kata dokumen persyaratan layanan Starlink untuk AS.