Ketiganya, yang bersama-sama mempekerjakan sekitar 60.000 pekerja di India, membuat model mulai dari iPhone 11 yang sudah tua hingga iPhone 14 terbaru di negara tersebut.
Hal ini telah membantu menempatkan Apple di jantung ambisi India untuk menjadi pusat manufaktur utama dan lokasi alternatif untuk China.
Apple merupakan salah satu perusahaan yang paling ketat di dunia dalam hal manufaktur. Rantai produksinya mencakup ratusan perusahaan di seluruh dunia dan mempekerjakan jutaan orang, dan sebagian besar dari mereka sekarang berada di China.
Migrasi produksi iPhone merupakan sebuah kemenangan ekonomi bagi India, yang dapat berimplikasi pada bagaimana merek-merek AS lainnya merencanakan masa depan mereka di negara tersebut.
Bagi Apple, negara itu sendiri merupakan sumber pertumbuhan di masa depan, di saat ekonomi China sedang tersendat-sendat setelah bertahun-tahun menghadapi kebijakan "nol-Covid" yang ketat.
Apple akan membuka dua toko ritel pertamanya di India pada minggu depan, satu di pusat keuangan Mumbai dan satu lagi di ibu kota New Delhi.
CEO Apple Tim Cook dijadwalkan terbang ke India untuk secara pribadi meresmikan kedua toko tersebut, menggarisbawahi semakin pentingnya pasar domestik.
Apple yang berkantor pusat di California juga telah mencari perubahan dalam undang-undang ketenagakerjaan India, sebagai bagian dari upayanya untuk memperluas produksi lokal dan menciptakan pabrik-pabrik besar.
Pabrikan kontrak terbesarnya, Foxconn, berencana menginvestasikan sekitar 700 juta dolar AS untuk sebuah pabrik di negara bagian selatan India untuk membuat komponen ponsel dan kemungkinan produksi iPhone.
Perwakilan dari Foxconn, Wistron dan Pegatron tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg mengenai hal ini.