TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek Strategis Nasional di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau menjadi perbincangan publik, menyusul adanya aksi massa yang menyuarakan penolakan terhadap proyek tersebut.
Di berbagai media sosial ramai dengan berita soal penolakan investasi pulau Rempang ini.
Namun di sisi lain, Pakar Digital Anthony Leong menduga hal ini juga dimanfaatkan oleh beberapa konten kreator untuk mendapatkan popularitas semata.
Baca juga: Soroti Proyek Rempang, PGI Minta Pemerintah Hormati Hak Masyarakat
Ia menyebut para konten kreator itu berbicara tanpa mengetahui fakta yang utuh dan dampak positif dari investasi di pulau rempang itu.
"Pembuatan konten untuk edukasi publik dengan berbagai sumber yang kredibel terkait investasi di Pulau Rempang sangat diperlukan agar dapat membantu warganet memahami pentingnya proyek nasional ini," katanya, Minggu (17/9/2023).
"Namun bila ada kreator yang malah memprovokasi tanpa fakta yang jelas apalagi dia bukan orang Indonesia asli, saya mengecam konten seperti itu karena memperkeruh dan juga bisa jadi ada kepentingan lain," tutur Anthony.
Pernyataan Anthony agar tidak ada konten negatif itu disebabkan ramainya konten yang diunggah di TikTok serta SnackVideo oleh warga negara asing.
"Kami sangat menyayangkan konten kreator seperti itu. Padahal di situasi seperti saat ini yang dibutuhkan adalah konten update yang tidak bersifat memprovokasi. Dan juga bagaimana edukasi akan pentingnya satu investasi agar membuka lapangan pekerjaan," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) itu.
Pernyataan Anthony ini sejalan dengan apa yang disampaikan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia baru-baru ini dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI.
Di mana Bahlil menegaskan bahwa ada pihak asing yang tidak suka dengan proyek nasional di Pulau Rempang itu bila berjalan dengan baik. Ia bahkan turut menyinggung “bule” di TikTok yang ikut campur dalam urusan Pulau Rempang.
"Setiap kita mau bangun apa saja, ada aja (muncul masalah). Ada juga kemarin viral bule-bule di TikTok yang ngomong soal itu, itu merisaukan. Ngapain bule ngurusin negara kita, ada apa di situ?" kata Bahlil saat menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta. , Rabu, 13 September 2023.
Sebagai informasi, investasi yang di Rempang ini akan dilakukan oleh perusahaan asal Cina Xinyi Group, dimana akan membangun fasilitas hilirisasi pasir kuarsa atau pasir silika di Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau itu.
Nilai investasi Xinyi Group di Indonesia dengan nilai investasi mencapai Rp 381 triliun hingga tahun 2080.