TRIBUNNEWS.COM - LG Electronics sejak beberapa tahun ini terus mengembangkan bisnis smart factory, sebuah solusi untuk membangun pabrik cerdas dengan pendekatan business to business atau B2B.
Smart factory pada dasarnya merupakan bisnis menyiapkan, hingga mendesain serta membangun infrastruktur pabrik beserta metode pengoperasiannya yang serba terotomatisasi berbasiskan teknologi cerdas demi mengejar efisiensi proses produksi.
Sebagai bisnis B2B, solusi smart factory dari LG ditawarkan kepada dunia usaha dan pebisnis yang ingin membangun pabrik cerdas yang didukung dengan AI dan teknologi robotik yang sudah serba terdigitalisasi dan terotomatisasi.
Teknologi smart factory LG juga memungkinkan pemilik perusahaan bisa langsung melakukan koreksi saat itu juga ketika terjadi kegagalan saat proses produksi dan langsung melakukan koreksi.
Dengan demikian, pabrik akan beroperasi secara efisien.
Seperti dipaparkan Shi Yong Song, Head of Smart Factory Business LG, kepada sejumlah jurnalis di acara LG Global Media Tour 2024 di LG Product Engineering Research Institute, Seoul, Selasa, 24 September 2024, LG terjun ke bisnis ini berdasarkan pengalaman internal selama lebih dari 70 tahun mengelola proses manufaktur di bisnis consumer electronics dan home appliances-nya.
Di bisnis ini, LG menggunakan pendekatan berbasiskan pengalaman mengelola pabrik, serta penguasaan perusahaan pada digitalisasi di proses manufaktur pabrik berbasiskan AI.
Implementasi AI di solusi smart factory ini, mencakup pengontrolan algoritma, intelligent molding, AI Image Processing, pendesainan value chain, koreksi peralataan pabrik secara terotomatisasi, AI Vision, Deeksi Anomali AI serta proses operasi produksi dengan Digital Twin.
LG sudah mendirikan divisi bisnis smart factory yang dikelola oleh Production Engineering Research Institute (PRI) dan mulai mengkomersialisasikan bisnis ini.
LG PRI berlokasi di LG Digital Park, di Pyeongtaek, Gyeonggi-do, Kota Seoul, Korea. Trbunnews berkesempatan melihat dari dekat kecanggihan teknologi smart factory yang dikembangkan LG ini di kegiatan LG Global Media Tour 2024, Selasa, 25 September 2024.
Fasilitas manufaktur di LG Digital Park pertama kali dibangun tahun 1984 dan semula dioperasikan untuk memproduksi perangkat audio dan video LG.
Baca juga: Ragam Inovasi Teknologi LG Electronics di LG Science Park
Di pusat R&D ini bisa dipelajari dari dekat teknologi smart factory di Smart Factory Acceleration Center (SFAC).
Bisnis smart factory dari LG tidak hanya memproduksi solusi otomatisasi dalam proses produksi manufaktur tapi juga memaksimalkan pemakaian teknologi kecerdasan buatan pada setiap perangkat otomatisasi yang diciptakan.
Hasilnya, perangkat otomatisasi di smart factory bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan perusahaan. Optimasi pemanfaatan teknologi AI menggabungkan proses perencanaan, operasi, hingga solusi Digital Twin.
Tujuan utama implementasi smart factory dalam proses manufaktur adalah untuk meningkatkan daya saing sekaligus efisiensi operasi di perusahaan.
Smart Factory Jadi Bisnis Masa Depan LG
LG Electronics melihat solusi smart factory ini sebagai bisnis baru yang menjanjikan di masa datang seiring dengan tren elektrifikasi di sektor industri di banyak negara.
Ditekankan, smart factory saat ini sudah jadi kebutuhan bagi perusahaan, bukan lagi opsi. Ini karena solusi smart factory untuk memperkuat daya saing di industri manufaktur.
Biaya produksi bisa ditekan lebih rendah, meningkatkan produktivitas serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
Saat ini sektor manufaktur menghadapi krisis biaya pengiriman dan lain-lain. Karena itu, solusi smart factory ini akan jadi pendorong utama pertumbuhan bisnis LG di masa depan.
Baca juga: Chairman LG Kumpulkan 40 Eksekutif Puncaknya di Icheon, Ini yang Dibahas
Sebelumnya, secara internal LG bikin smart factory untuk kebutuhan internal dan saat ini serta ke depan, LG menjual jasa pembuatan smart factory ke sektor industri.
LG siap membuatkan solusi pabrik cerdas ini sejak dari proses perencanaan, perancangan, pemasangan atau implementasi di site klien, hingga saat pabrik beroperasi penuh dan dukungan dukungan konsultasi setelah pabrik beroperasi.
"LG siap menjadi partner sekaligus oenyedia solusi bagi sektor industri untuk bertransfirmasi ke smart factory di semua level tahapan. Diawali dari inkubasi berlanjut ke tahapan berikutnya," ungkap Shi Yong Song.
Baca juga: Tiga Bisnis B2B dan Ambisi Besar LG Electronics Incar Pendapatan 100 Triliun Won
"LG punya pengalaman 70 tahun di industri manufaktur dan teknologi serta memiliki know how memadai.
Ini semula merupakan intangilble asset yang diubah menjadi tangible asset bagi perusahaan dan bisa meng-generate pendapatan," bebernya.
Saat ini LG mengelola 60 pabrik di 40 regions di seluruh dunia. Tiga diantaranya berada di Indonesia, masing-masing di Karawang dan di Cibitung, Jawa Barat, serta di Kabupaten Tangerang, Banten.
Dia menyebutkan, semester I 2024 ini saja, untuk market global, LG menangani kebutuhan pembuatan smart factory untuk 20 customer.
Mereka bergerak di bisnis baterai, suku cadang otomotif dan elektronik dengan total nilai order kontrak diproyeksikan mencapai 300 miliar won sampai akhir tahun 2024 ini.
Bisnis smart factory di industri semi konduktor, food and beverages serta bio didorong mencapai 1 miiar dolar pad pada akhir 2030.
Lalu seberapa besar size pasar smart factory di dunia? CAGR bisnis tercatat tumbuh 10 persen.
Di tahun 2022, nilai bisnis solusi smart factory mencapai 178 miliar dolar AS, lalu naik menjadi 195 miliar dolar AS di 2023.
Kemudian di 2024 nilai bisnis ini diproyeksikan mencapai 214 miliar dolar AS dan di 2030 diproyeksikan melonjak menjadi 370 miliar dolar AS.
Lea Lee dari Global Marketing Group (GMG) LG Electronics menekankan implementasi solusi pabrik cerdas dari LG yang serba robotik dan terotomatisasi untuk pabrik yang mereka rancang ke klien tidak berarti akan sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam proses produksi di dalam pabrik.
Menurut dia, peran nanusia tetap dibutuhkan untuk jenis-jenis pekerjaan lain. Penggunaan teknologi robot yang terotomatisasi dengan didukung AI di pabrik untuk membuat proses produksi lebih efisien.
Pihaknya turut memberikan pelatihan ke SDM perusahaaan yang memanfaatkan solusi smart factory dari LG ini, antara lain dalam penggunaan AI.