Wana menyoroti bagaimana pengadaan alat sadap ini tidak pernah dijelaskan secara transparan, mulai dari siapa yang menggunakannya dan peruntukannya.
Terlebih, menurut Wana, anggaran kepolisian dari tahun ke tahun mengalami peningkatan guna membeli alat-alat terkait dengan pengawasan.
"Kita tidak pernah mendapatkan informasi kejelasan, apa sebenarnya barang yang dibeli oleh kepolisian lalu kemudian siapa yang menggunakan dan apa saja peruntukanannya," ucapnya.
Ia mengatakan penyalahgunaan alat sadap pegasus berpotensi mempengaruhi kerja-kerja kelompok masyarakat sipil, bahkan jurnalis.
Oleh karena itu, Wana berharap agar polisi mau membuka sejumlah dokumen pengadaan alat sadap pegasus.
"Kami sebenarnya mendesak agar kepolisian untuk buka sejumlah dokumen pengadaan yang terutama yang telah dipublikasikan oleh teman-teman Indonesialeaks," ujar Wana.
Sumber: Al Jazeera/Tribunnews.com