Benteng Van Der Wijck dibangun dari batu bata merah. Manajer Operasional Taman Wisata Sejarah Benteng Van Der Wijck Erik Harsoyo mengatakan, semula kondisi benteng tak terawat, kumuh, dan rusak.
”Benteng ini pernah difungsikan oleh Jepang untuk melatih tentara PETA, lalu digunakan untuk pusat Badan Keamanan Rakyat. PT KAI juga pernah berkantor di tempat ini. Pernah pula benteng ini menjadi perumahan Batalyon 406. Tahun 1998, masuk pihak swasta yang mengelola benteng ini,” kata Erik.
Di tengah benteng terdapat lapangan luas. Ada 16 ruang besar dan 27 ruang kecil dalam benteng. Sekarang bagian dalam benteng itu kosong.
Tiket masuk benteng seharga Rp 25.000. Untuk atraksi wisata, pengelola Benteng Van Der Wijck menawarkan perjalanan naik kereta mini di atas atap benteng.
Sebagai taman rekreasi keluarga, kata Erik, ada berbagai atraksi lain, seperti kolam renang (water park), kereta mini, kereta kencana keliling kompleks benteng, terapi ikan, becak air, kincir raksasa, komidi putar, dan mandi bola.
”Kami melengkapi taman wisata ini dengan hotel dan ruang pertemuan. Tarif hotel Rp 150.000-Rp 450.000,” kata Erik.
Gombong juga menawarkan wisata alam, antara lain di Waduk Sempor dan kawasan geologi Karangsambung. Sohib, pemandu wisata kami, menuturkan, Waduk Sempor bisa ditempuh sekitar 30 menit dari pusat kota Gombong, sedangkan Karangsambung sekitar dua jam.
”Biasanya Waduk Sempor ramai pada akhir pekan. Pengunjung bisa naik perahu keliling waduk dengan sewa Rp 100.000 untuk 10 orang,” ujar Sohib.
Di Karangsambung, ditawarkan paket wisata menjelajahi situs-situs batuan unik. Batuan di tempat ini langka dan khas karena umurnya sudah jutaan tahun.
Dengan berbagai atraksi wisata menarik ini, sungguh sayang apabila Anda tidak sejenak mampir di Gombong dan menikmati nostalgia. (Fransisca Romana)