Cak Aris dan kedai nasi goreng kambingnya di Kalimalang, Jakarta Timur.
TRIBUNNEWS.COM - Tampang kedainya sederhana, sangat sederhana malah. Maklum, warung tenda kaki lima. Daya tampungnya pun sedikit, hanya cukup 10 pengunjung, dengan meja dan kursi sederhana. Tapi, wajah kedai yang sederhana ini berbanding terbalik, lo, dengan rasa nasi gorengnya yang cakep.
Makanya, kedai nasi goreng yang satu ini bolehlah mendapat label kelas kaki lima, rasa bintang lima. Begitulah profil singkat Nasi Goreng Cak Aris.
Kedai yang berdiri 15 tahun lalu ini, berlokasi di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur. Posisi persisnya di sebelah kantor BCA dan Bank DKI cabang Kalimalang. Kalau dari arah Cawang, letaknya di sisi kiri jalan. Jika masih kurang yakin, tanya saja warga sekitar letak Nasi Goreng Cak Aris, telunjuk mereka akan langsung memberi arah posisi kedai milik Masoed Munandar. Tulisan Nasi Goreng Cak Aris yang tercetak pada kain tenda, juga sebagai penanda kedai tersebut.
Nasi goreng kambing menjadi sajian primadona kedai ini. Saat sedang ramai pengunjung, Anda mesti bersabar menunggu sepiring nasi goreng kambing mendarat di atas meja. Sebab, hanya Masoed Munandar alias Cak Aris, sang pemilik kedai, yang memasak semua pesanan pembeli, satu per satu.
Pria asli Bangkalan, Madura, ini langsung mengerjakan pesanan yang masuk. Prosesnya, Cak Aris akan menyendok nasi terlebih dahulu yang ada di dalam bakul lalu ditaruh ke piring. Nasi kemudian ditaburi garam dan merica. Jika wadah menggoreng nasi sudah panas, beberapa sendok bumbu yang sudah dalam bentuk adonan langsung dilempar ke wajan. Setelah itu, lelaki 40 tahun ini memasukkan nasi.
Belakangan, potongan daging kambing sebesar ujung jempol juga ikut masuk. Jika sedang tidak ramai, tidak sampai 10 menit nasi goreng panas dengan wangi rempah meruap tersaji di hadapan Anda. Nasi goreng racikan Cak Aris berwarna cokelat merata.
Dan yang makin bikin sedap dipandang adalah, nasi gorengnya tidak terlalu berminyak. Porsi nasinya memang tidak jumbo, sih, terkesan minimalis. Tidak ada tambahan bahan lain, seperti bakso atau sosis. Tapi, jumlah potongan daging kambingnya cukup royal. Anda bisa pesan telur mata sapi atau di campur saat dimasak.
Untuk memperkuat cita rasa, Anda bisa menambah acar dari sebuah stoples besar yang sudah tersedia di atas meja. Nasi goreng besutan Cak Aris baru terasa istimewanya begitu masuk mulut. Nasinya tidak lembek dan tidak kelewat berminyak. Enak saat dikunyah dan tidak mengganggu ketika Anda telan. Teksturnya terasa kering namun pulen. Di lidah, nasi goreng buatan Cak Aris pun gurih dengan jejak jejak rempah yang terasa di setiap butir nasinya.
Pria yang pernah jualan pecel lele dan sate ini juga piawai membuat rasa nasi goreng menjadi serbapas. Tidak terlalu asin namun berasa gurih. Tidak banyak kecap tapi tetap terasa manis. Campuran telur ayam yang teraduk bersama bumbu pun membuat sensasi nasi goreng terasa padat dan berat. Asyiknya, tingkat kepedasan nasi goreng bisa Anda setel sesuai selera.
Jika ingin pedas, Cak Aris tidak segan-segan menambahkan banyak sambal. “Saya suka nasi goreng pedas tapi dengan rasa bumbu yang tetap tajam. Cuma di kedai ini yang paling pas,” kata Dani, warga Pondok Bambu, Jakarta Timur, yang rutin menyambangi kedai itu. Bahkan, Dani bersama istrinya bisa seminggu tiga kali mampir ke kedai ini.
Rasa nasi goreng pun kian semarak dengan kehadiran banyak potongan daging kambing. Dagingnya tidak alot dan berasa gurih. Cak Aris sudah membumbui daging kambing terlebih dahulu. Yang bikin semakin sempurna, potongan daging kambing yang cukup banyak tidak membuat nasi goreng berbau prengus. Aroma yang paling tegas justru berasal dari adonan bumbu.
Selain nasi goreng kambing, Cak Aris punya tawaran makanan yang lain, seperti nasi goreng ayam dan mi goreng kambing. Namun, yang paling laris, ya, nasi goreng kambing. Menurut Cak Aris, tidak ada yang spesial dari caranya memasak nasi goreng. Dia bahkan mengaku otodidak membuat nasi goreng yang enak. “Kuncinya bumbu harus medok (banyak). Untung sedikit yang penting laku,” ujarnya.