News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kuliner

Sensasi Anggur Rasa Manis, Asem, Sepat, Terbuat Dari Salak Bali Dengan Alkohol 13 Persen

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salak (Salacca zalacca) dapat diolah menjadi minuman beralkohol jenis wine. Salak bali dari Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali mempunyai rasa manis, asam dan sepat.

Ia mengaku mempunyai sekitar 1 hektar lebih tanaman salak, tetapi tidak semua petani di Sibetan memiliki lahan yang luas. ”Kalau dirata-ratakan, setiap petani hanya mempunyai sekitar 40 are (4.000 meter per segi),” kata Suparta.

Olahan salak

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah petani di Karangasem, termasuk di Desa Sibetan, mulai membuat produk olahan berbahan salak. Upaya itu untuk meningkatkan nilai ekonomi salak. Salak diolah menjadi keripik, dodol, atau manisan.

Petani salak membentuk kelompok usaha petani. Salah satunya kelompok usaha petani di Dusun Dukuh, Desa Sibetan. Suparta menjadi ketua kelompok usaha petani dan memimpin CV Dukuh Lestari.

Melalui kelompok usahanya itu, Suparta bersama puluhan petani salak anggota kelompok usaha di Dusun Dukuh membuat usaha winery, atau pabrik wine, yang memanfaatkan buah salak sebagai bahan baku minuman beralkohol itu. Hasil produksinya diberi label Salacca Wine dengan kandungan alkohol sekitar 13 persen.

Suparta dan petani di kelompok usaha itu mendapat izin untuk memproduksi 27.000 liter wine salak setiap tahun. Namun, karena sejumlah keterbatasan, di antaranya peralatan, permodalan, dan pemasaran, kelompok usaha itu hanya mampu membuat 500 liter wine salak. Oleh karena termasuk jenis minuman beralkohol, pemasaran wine salak produksi CV Dukuh Lestari itu hanya melalui distributor khusus.

Untuk menghasilkan 1 liter wine salak, pabrik memerlukan sekitar 4 kg salak kupas. Pembuatan wine salak membutuhkan waktu minimal tiga bulan. ”Untuk menghasilkan wine salak yang bermutu, idealnya butuh waktu enam bulan,” kata Suparta lagi.

Wine salak juga dikembangkan pengusaha di Kabupaten Tabanan, Gek Ayu Rusmini Lokikawati. Melalui usaha winery CV Kayu Batu, Gek Ayu mengolah salak menjadi wine selain juga membuat wine dari jambu mete, anggur, dan sirsak dengan merek Baliwein.

Kandungan alkohol wine salak Baliwein Batu sekitar 12 persen. ”Bahan bakunya adalah salak bali dari Karangasem. Kami membuat wine salak sejak dua tahun lalu,” kata Gek Ayu, yang merintis usahanya sejak 2003.

Usaha petani di Dusun Dukuh, Desa Sibetan, dan pengusaha wine di Bali menggunakan salak sebagai bahan baku produk olahan menjadi langkah untuk meningkatkan taraf kehidupan petani salak di Karangasem. (COKORDA YUDISTIRA)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini