News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kuliner

Sate Rembiga Rasanya Khas Karena Dari Daging Sapi yang Dilepas Liar, Tanpa Pakan Pabrikan

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sate rembiga khas Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Sate rembiga biasanya dinikmati bersama lontong bulayak itu. Namun, untuk pesanan tertentu, warung Hj Sinasih juga menyediakan nasi bagi pembelinya.

Sinasih mempelajari resep sate rembiga dari Hj Nafisah, kira-kira 25 tahun atau 30 tahun lalu. Saat itu ia masih muda dan baru belajar bekerja pada orang lain. ”Dari Hj Nafisah itulah saya belajar membikin sate rembiga. Dia ketika itu punya warung sate besar,” ujarnya.

Setelah lima tahun bekerja pada Nafisah, Sinasih mencoba membuka warung sate sendiri. Tidak dinyana, warung satenya disambut antusias. Banyak pembeli datang ke warungnya yang berada di Jalan Rembiga Nomor 4, Mataram. Di lingkungan tersebut pun sebenarnya banyak orang yang berjualan sate sapi rembiga, tetapi sate Sinasih disebut-sebut punya cita rasa sendiri di lidah pembeli.

Ia mulai sering diajak pameran kuliner oleh pemerintah daerah setempat. Untuk mengembangkan bisnisnya, Sinasih mulai mencari bantuan kredit dari bank dan dukungan dari swasta. Warungnya kian banyak menerima pesanan. Tidak hanya untuk dimakan di Lombok, tetapi juga ada yang minta dikirim ke Jakarta.

”Sate ini bisa tahan lama, sampai tiga hari. Ada juga pembeli yang minta dikirim ke Jakarta melalui paket. Ada pelanggan saya dari bank yang pesan 100-200 tusuk sate untuk rapat di Jakarta,” ungkap Sinasih yang menghidupi empat anaknya sendirian sejak suaminya berpulang enam tahun lalu itu.

Dari seporsi sate rembiga milik Hj Sinasih di Lombok, kami membawa kenangan tentang rasa pedas manis sapi NTB, berikut keuletan seorang manusia. (REK/ENG/IKA/RZF)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini