Naik Becak Motor, Oke Juga!
Kantor pemuka adat yang diberi nama Pawang Laot serta keberadaan Tempat Pendaratan Ikan (TPI) menegaskan keberadaan Lampulo sebagai kampung nelayan kesohor di kota itu.
Dari situlah gerbang menuju ke situs tsunami ‘Boat di Atas Rumah’ bertengger.
Namun tak perlu khawatir, meskipun berjuluk kampung nelayan dan terletak di sudut kota, akses menuju situs wisata tersebut terbilang mudah.
Ada banyak becak motor dan juga labi-labi (sudako) yang wara-wiri menuju Lampulo.
Cukup merogoh kocek lima ribuan – sepuluh ribuan rupiah per orang angkutan umum tersebut akan membawa anda sampai ke Lampulo.
Anda bisa memilih penginapan yang terletak di seputaran Peunayong, Jantung kota Banda Aceh yang hanya terpaut sekitar 1 Km.
Pilihan Penginapan
Penginapan mulai dari wisma hingga hotel menawarkan tarif beragam, mulai dari ratusan ribu rupiah.
Kota Banda Aceh sendiri terletak sekitar belasan Km dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) atau yang dikenal dengan Bandara Blang Bintang, Aceh Besar.
Damri menjadi pilihan angkutan darat yang murah, aman, dan nyaman.
Hanya butuh waktu tak lebih dari setengah jam menuju pusat kota karena provinsi paling ujung barat Indonesia tersebut bukanlah kota yang padat merayap oleh lautan kendaraan.
Begitu menginjakkan kaki di lokasi serpihan tsunami yang tersisa di pesisir Aceh itu, selasar berkontur landai yang diapit oleh tembok setinggi sekitar 1 meter sepanjang 10 meter mengantarkan pengunjung ke anak tangga besi menuju ke atas boat.
Seorang pemandu siap mendampingi dan memaparkan nestapa yang merundung kampung nelayan itu.