News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Sumut

Di Masjid Al Mashun Medan Ini, Nyata Terlihat Bayangan Almarhum Imam Besar Sultan Ma’moen Al Rasyid

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masjid Raya Medan atau Al Mashun, di Jalang Sisingamangaraja Medan, Sumut.

Perhatikan tulisan Al Quran dari jarak dekat, karena anda akan terkejut melihat lekukan ayat Al Quran tersebut merupakan hasil tulisan tangan.

Walaupun sudah berusia ratusan tahun, Alquran tersebut masih utuh dengan bacaan yang masih jelas pula.

Al Quran itu terbuat dari kertas kulit yang sangat tua dan ditulis tangan oleh para pembuat maupun perancang yang berasal dari Timur Tengah.

Tulisan tangan tersebut dengan menggunakan bahasa Urdu dan Parsi.

Pengurus Masjid, Ahmad, ketika d mengatakan kitab suci yang berukuran besar atau "raksasa" itu, banyak dilihat masyarakat atau wisatawan yang berkunjung ke lokasi masjid.

Menurutnya, dari informasi yang diperolehnya dari orang-orang tua dulu maupun alim ulama, Al Quran itu masuk ke masjid tersebut, setelah enam tahun peresmian bangunan rumah ibadah itu.

"Jadi, Al Quran itu menurut ceritanya ada yang menyebutkan pemberian dari negara Arab Saudi, Pakistan dan Persia. Saya tidak bisa menyimpulkan secara pasti negara mana yang menyumbangkan kitab suci berukuran besar itu pada Masjid Al Mashun. Tetapi yang pasti adalah dari salah satu negara Timur Tengah," katanya.

Ada Bubur Pedas di Bulan Ramadan

Jika berkunjung ke Mesjid Raya pada bulan puasa, menu bubur pedas wajib ditunggu pada waktu berbuka.

Makanan tersebut merupakan makanan khas Kesultanan Deli yang kini disosialisasikan di lidah semua kalangan yang berkunjung secara gratis.

Kini, bubur pedas tidak hanya diminati dan dinikmati oleh masyarakat Melayu saja, tetapi juga bermacam suku di Sumatera Utara.

Menu bubur pedas ini selalu tersedia sekitar 400 porsi atau bahkan lebih 500 bubur pedas setiap harinya untuk menemani masyarakat Medan saat berbuka puasa.

Tradisi berbuka puasa dengan bubur pedas ini telah ada sejak masa Kesultanan Deli pertama tahun 1909 yang dipimpin Tuanku Sultan Makmun Al-

Rasyid Perkasa Alam Syah. Warisan ini diturunkan dan masih dilaksanakan sampai saat ini.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini