Di sini tersedia rupa-rupa racikan kopi mulai versi original yaitu kopi hitam, sanger, hingga coffee latte.
Begitu menyesap dan merasakan sensasinya, saya hanya mengenal dua kata: nikmat atau sangat nikmat.
Cukup merogoh kocek mulai Rp 5.000-an per cangkir pengunjung sudah bisa mencicipi kenikmatan kopi robusta ala Solong Coffee.
Bagi yang ingin menentengnya sebagai oleh-oleh juga tak usah khawatir, tempat ini menyediakan biji dan bubuk kopi siap seduh yang dilepas seharga Rp 80 ribu per Kg.
Di dapur pengolahan biji kopi miliknya, Cek Lem mengaku dalam seminggu memproduksi hingga 800 Kg biji kopi.
Delapan orang pekerja dengan telaten memisahkan biji kopi dari kulit untuk kemudian diayak, digonseng, dan digiling hingga bertektur biji utuh, bubuk kasar, dan bubuk halus.
Di kedai miliknya, setiap harinya bisa menghabiskan mulai 5-7 Kg bubuk kopi, sementara pesanan datang dari Medan, Jakarta, hingga Sulawesi mulai dari jumlah 30-50 Kg.
Selain Solong terdapat juga Dhapu Kupi yang juga menawarkan kopi jenis robusta.
Warkop 24 jam ini terletak di Jalan Imuem Luengbata, Simpang Surabaya, gerbang masuk ke Kota Banda Aceh dan Jalan Sulthan Iskandar Muda, Punge Ujong, Kecamatan Meuraxa, arah menuju pantai Ulee Lheu.
Kedua tempat ini selalu dibanjiri pengunjung, konon lagi ketika ‘demam bola’ melanda.
Untuk yang tak suka kopi robusta, tak perlu khawatir karena Aceh juga penghasil kopi arabika.
Bersumber dari ladang kopi yang sama dengan teknik pengolahan yang berbeda.
Kopi arabika menawarkan citarasa kopi yang lebih kuat di lidah.
Adalah Blang Padang Coffee yang terletak di Jalan Teungku Dipulo Baroh, Banda Aceh yang dikenal sebagai tempat nongkrong kawula muda.