News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Bangka Belitung

Museum Timah Indonesia, Bangka Belitung, Simpan Linggis Kayu Peninggalan Abad ke-5

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung memperhatikan lukisan tentang tambang timah tradisional di Museum Timah Indonesia di Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Zaman bor Bangka mulai digunakan tahun 1885 yang diciptakan J E Akkeringa, seorang ahli geologi Banka Tin Wining. Alat ini mampu menggali sampai kedalaman 40 meter.

Sebelum bor digunakan, penambangan timah menggunakan peralatan gali terbuat dari kayu termasuk rantai kayu sebelum ditemukan besi sekitar awal abad ke-18.

Tidak kalah menariknya, di dalam MTI dapat diketahui sejarah Prasasti Kota Kapur pada masa Sriwijaya di Kota Kapur, Desa Penagan, Kabupaten Bangka.

Tugu Prasasti terbuat dari pasir yang berisi prasasti persumpahan yakni ancaman bagi yang menentang Raja Sriwijaya.

Tugu prasasti yang asli berada di museum pusat Jakarta.

"Ternyata masih ada barang-barang peninggalan masa lalu, seperti mangkok kapal keruk dan lokomotif kereta uap. Kalau tidak ke museum, rasanya tidak percaya," kata Andini pengunjung museum dari Kabupaten Bangka Selatan.

Sayangnya, memang tidak banyak warga Babel yang mau menyempatkan diri mengunjungi MTI.

Justru pengunjung dari luar Babel termasuk dari luar negeri yang tertarik ke MTI.

MTI cukup nyaman dikunjungi dan gratis. Lokasinya berada di tengah kota dan mudah dijangkau dari berbagai hotel penginapan di sekitar Pangkalpinang.

MTI dikelola PT Timah Tbk, yang berdiri tahun 1958. Gedung MTI merupakan bangunan bersejarah yang awalnya rumah dinas Hoofdt Administrateur Banka Tin Winning (BTW).

Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, Bung Hatta dan para pimpinan tinggi Indonesia yang diasingkan ke Bangka mengadakan perundingan bersama utusan PBB (Komisi Tiga Negara) tahun 1948 di gedung ini.

Tepat di halaman MTI, terdapat lokomotif uap peninggalan abad 19, yang dulu digunakan sebagai alat transportasi mengangkut hasil tambang timah.

Kepala MTI Taufik mengatakan, tren kunjungan wisatawan ke MTI terus meningkat. Sampai Mei 2015, sudah ada 4.000 orang mengunjungi MTI termasuk wisatawan luar negeri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini