Selain itu, ada buku marketing terbesar yang memiliki tinggi 235 sentimeter, lebar 155 sentimeter, dan tebal 12 sentimeter.
Juga, penulisan rumus matematika dan aplikasinya tingkat SD, SMP, SMA yang ditulis di kain sepanjang 2.222 meter.
Khusus benda-benda ini, disimpan di kotak kaca dan diletakkan di beberapa sudut ruangan.
"Untuk rekor tertentu, yang dapat menjadi penyemangat masyarakat, tentu kami tayangkan. Ada tempat khusus menyaksikan video itu di antara galeri foto dan galeri jamu," ujar Senior Manager Muri, Paulus Pangka.
Di museum tersebut memang ada zona jamu. Di sini, berbagai contoh bahan dasar jamu yang dibuat Pabrik Jamu Jago ditampilkan.
Bahan-bahan tersebut diletakkan dalam cobek, dilengkapi keterangan bahan, yang ditata di dalam lemari kaca.
Contoh bahan dasar jamu.
Di geleri jamu juga terdapat miniatur yang menceritakan proses pembuatan jamu di Pabrik Jamu Jago.
Ada juga peralatan yang dulu digunakan karyawan Pabrik Jamu Jago, di antaranya, mesin ketik dan alat hitung.
Contoh pembukuan Jamu Jago sekitar tahun 1950-an juga dapat ditemukan di galeri ini.
Untuk masuk Muri, pengunjung tidak dipungut biaya. Museum yang didirikan 27 Januari 1990 oleh Prof Dr Kanjeng Prabu Jaya Suprana itu buka Senin-Jumat pukul 08.00-15.00.
Jika anda berencana datang berombongan, baiknya membuat janji terlebih dahulu agar pengelola bisa menyiapkan peraga.
Juga, tersedia bonus jamu bagi Anda yang datang beramai-ramai.
Gedung Museum Rekor Indonesia (Muri), Jalan Perintis Kemerdekaan 275, Kota Semarang.
Muri dapat dicapai menggunakan Bus Rapid Transit (BRT).
Anda yang dari Bandara Ahmad Yani Semarang atau dari Terminal Mangkang, bisa naik BRT dan transit di shelter depan Balaikota Semarang berganti BRT koridor II.
Sementara, anda yang dari Terminal Terboyo, langsung saja naik BRT koridor II jurusan Sisemut atau Ungaran.
Tarif BRT per Juni 2016 Rp 3.500 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk pelajar berseragam.
Selanjutnya, turun di shelter SPBU Sukun dan berjalan sekitar 200 meter ke arah selatan atau ke Pabrik Jamu Jago.