“Saat datang ke sana rasanya seperti tamu agung yang datang dari jauh. Anak-anak desa ini langsung mengerumuni kedatangan setiap orang di sana,” kenangnya.
Agus mengaku sangat terkesan dan mendapat pelajaran berharga dari anak-anak tersebut.
Situasi lingkungan membuat mereka berada di tempat yang jauh dari keramaian.
Bahkan jarak sekolahnya pun cukup jauh berada di Tanah Barak.
Namun, mereka tidak hentinya melempar senyum dan tawa, bermain bersama teman-temannya seolah tidak ada resah dengan situasi yang mereka jalani saat ini.
Berbeda dengan kehidupan kota yang serba ada dan serba dekat dalam memenuhi kebutuhan.
“Mereka senang setiap ada orang baru yang datang di sana. Apalagi ketika diberikan cendera mata, mereka tampak sangat menghargai sehingga pemberian itu rasanya sangat berarti,” tuturnya.
Dari pengamatan di sekitar lokasi tersebut tampak sebagian besar penduduk hidup dari beternak babi, kambing, ayam dan ada juga sebagai nelayan.
Uniknya, hewan ternak tersebut seperti anak babi dilepas begitu saja.
Kambing juga dilepas sehingga di pinggir jalan di sepanjang perjalanan pengunjung akan melihat kambing berkeliaran.
Tips Berkunjung ke Bukit Mencol
Keindahan alam Bukit Mencol terutama terlihat pada pagi hari saat matahari terbit.
Sehingga disarankan untuk bisa menyaksikannya datang saat pagi sebelum matahari terbit.
Alamnya masih natural belum terjamah investor dan tidak ada pembangunan hotel maupun vila di sana.