Laporan Reporter Tribun Lampung, Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - UPTD Museum Lampung Ruwa Jurai, merupakan museum milik Sai Bumi Ruwa Jurai yang menyimpan banyak informasi mengenai adat dan budaya masuarakat Lampung sejak masa sejarah, Hindu Budha, Islam, hingga masa moderen.
Dari sekian banyak koleksi yang dimiliki Museum Lampung Ruwa Jurai, salah satu koleksi yang menarik untuk dibahas adalah perihal rahasia di balik pelaminan adat Lampung.
Koleksi ini berada di ruang pamer di lantai dua museum.
Saran Tribun, untuk bisa mendapatkan pengetahuan perihal ini, jangan datang secara perseorangan.
Ada baiknya anda berkunjung secara berkelompok dengan didampingi oleh tur guide dari museum.
Setidaknya, menurut Pemandu Museum Lampung Eko Laksito, ada beberapa spot pameran yang menarik dan wajib dikunjungi oleh rombongan.
Di antaranya, yaitu etalase sejarah kain tapis, etalase perahu jukung beserta pelaminan adat Sai Batin, dan diorama kamar pengantin adat pepadun.
Perahu kujung. (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)
Kunjungan Tribun beberapa waktu lalu yang dibagi dalam beberapa kelompok kecil.
Rasanya tidak berbeda dengan kunjungan biasa. Namun, sekilas pemikiran tadi segera terpatahkan kala kami diarahkan ke spot perahu jukung yang satu area dengan pelaminan adat pepadun.
Dengan gaya bahasa yang santai, Eko lantas membagikan pengetahuan yang dimiliki terkait fungsi perahu jukung yang selama ini kami kira hanya sebatas alat transportasi semata.
Sebab di luar perkiraan, ternyata perahu jukung tersebut merupakan tempat di mana pengantin baru adat pepadun melakukan bulan madu di tengah laut.
"Itu mengapa kalau kita perhatikan di perahu itu segala perlengkapan rumah tangga tersedia di sana. Ada lampu, tempat minum, gerabah. Mereka bulan madu di sana. Jadi setelah nikah, pelaminan yang ada di pojok itu engga digunakan," urai Eko.