Sementara tak jauh dari Puncak juga terlihat bumbungan asap putih yang keluar dari gas alami yang terdapat tak jauh dari sana, semakin membuat pemandangan yang dihadirkan sangat mencengangkan.
Tak berlama-lama perjalanan mengendarai motor pun dilanjutkan menyusuri jalan setapak kecil di sela-sela padang ilalang yang luas.
Jalanan tanah becek berlumpur pun dijumpai, sehingga motor yang dikendarai sempat oleng beberapa kali hingga nyaris terjatuh.
Lalu tibalah di sebuah bukit kecil yang oleh warga kerap dijadikan lahan parkir bagi pengunjung.
Sebab, kala libur Lebaran dan liburan panjang, banyak dijumpai anak muda yang datang ke sini.
Motor pun ditinggal dan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Kali pertama melintasi persawahan yang belum ditanami warga.
Lalu sungai kecil pun menghadang perjalanan dan ilalang serta pepohonan lebat langsung menyambut.
Hingga akhirnya tiba di daerah yang disebut dengan Keramikan.
Padang pasir silika yang sangat luas dengan ketebalan beraneka ragam langsung menyambut.
Semburan air panas alami dengan kolam-kolam airnya berada tak jauh dari jalanan yang dilalui.
"Pengunjung harus berhati-hati. Makanya dibutuhkan pendamping agar tau lokasi mana yang aman dilewati, karena ada yang ketebalannya hanya 10 senti. Untuk membedakan ketebalan, biasanya saya mengetukkan tongkat kayu," kata Cuncun.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan melewati hutan dan sungai kecil dengan kedalaman sekitar 30 sentimeter.
Bau sulfur begitu menyengat. Karena beberapa semburan gas alam kerap dijumpai di kanan dan kiri jalan setapak yang dilalui.