News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Aceh

Kuah Kari Aceh Besar, Lezat dan Tahan Lama Tanpa Santan

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Olahan kuah kari Aceh.

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Kuliner Aceh terkenal kaya akan bumbu dan rempah. Salah satunya bisa ditengok pada olahan kuah kari.

Cabai dan kunyit yang dihaluskan menghasilkan warna merah kekuningan khas kari.

Namun yang menjadi ciri khas kari Aceh Besar adalah kuah tidak memakai santan lazimnya kuah kari dari daerah lain.

Sebagai pengganti hadir, kelapa gonseng yang dihaluskan dan dimasukkan bersama bumbu lainnya.

Kari Aceh besar memakai daging kambing dan daging ayam.

Khusus untuk daging kambing biasanya ditambahkan potongan nangka atau potongan pisang yang masih muda.

Menyantap kari kambing menghasilkan sensasi citarasa pedas dan panas, jadi tidak disarankan untuk anda penderita darah tinggi atau kolesterol.

Namun kelezatan yang dihasilkan dari komposisi bumbu dan cara memasaknya bikin nagih.

Di Aceh kita bisa menjumpai kuah kari yang dijual di tempat tertentu, seperti di warung-warung makan milik warga Aceh Besar yang tersebar di Banda Aceh.

Namun khusus pada Bulan Ramadan, kita bisa menjumpai para pedagang kuah kari yang menggelar lapak di sisi jalan protokol di kota itu.

Mereka menggelar lapak lengkap dengan ‘peralatan tempur’ berupa kompor dan wajan berukuran ekstra besar.

Pemandangan itu terlihat di sisi Jalan Tgk Chik Di Tiro, Peuniti, Banda Aceh.

Para pedagang kagetan menjajakan kuah kari kambing dan ayam yang dijual sesuai permintaan.

Asap mengepul dari wajan tembaga, menebar aroma wangi kari.

Seporsi kari kambing dihargai Rp 25 ribu, sedangkan kari ayam dijual dengan harga lebih miring yaitu Rp 20 ribu per porsinya.

Cocok untuk Berbuka dan Sahur

Dalam sehari rata-rata pedagang menggulai hingga dua ekor kambing. Laris manis.

Kuah kari kambing Aceh Besar yang tidak memakai santan membuatnya tahan lama. Cocok dimakan waktu berbuka hingga sahur.

“Selain porsi bisa juga beli per potong, misalnya sepotong kari ayam seharga Rp 10 ribu saja. Kami juga menyediakan nasi seharga Rp 5 ribu per bungkus untuk menemani acara santap kari,” ujar seorang pedagang kuah kari di Jalan Tgk Chik Di Tiro, Peuniti, Banda Aceh.

Khusus pada Bulan Ramadan, jangan datang berburu takjil sebelum pukul 16.00 WIB, karena anda hanya akan menuai kecewa.

Semua pedagang baru menggelar lapak usai azan salat asar berkumandang.

Untuk kuah kari, para pedagang kaki lima tersebut hanya menyediakan porsi untuk dibawa pulang.

Disuguhkan langsung dari wajan tembaga dengan api dengan menyala. Hmmm... meriahnya makan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini