"Banyak turis dari luar negeri kemari. Mereka kemari tidak untuk berdoa membacakan Surah Yasin atau Alquran, tetapi hanya ingin tahu tentang makam ini. Mereka mengetahuinya dari sumber panduan wisata religi Banjarmasin yang memuat makam kakek saya ini. Mereka tertarik datang karena ingin melihat rupa makamnya," ujar Khadijah.
Makam Habib Basirih. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Para turis itu, khususnya yang dari Spanyol terkagum-kagum dengan bentuk makam Habib Basirih ini.
Secara umum, makamnya ini biasa saja, seperti umumnya kuburan orang Islam yang dilengkapi dua batu nisan.
Hal yang membuat turis Spanyol itu terkagum-kagum adalah makam ini sarat dengan nuansa khas Banjar, yaitu kelambu kain kuningnya dan taburan kembang barenteng yang membuatnya harum.
"Katanya, dia belum pernah melihat makam seperti ini. Baginya aneh, tetapi bagi orang Banjar kan sudah biasa karena ini memang adat orang Banjar," ujar perempuan berkerudung ini.
Selain itu, kontur tanah makam ini juga aneh. Dari tahun ke tahun selalu meninggi posisinya.
Warga setempat banyak yang tak paham akan fenomena ini karena logikanya jika tanah di dekat sungai kemungkinan besar untuk erosi itu ada.
Tanah milik warga setempat pun tak pernah mengalami peninggian, hanya tanah di makam ini yang meninggi terus.
Mereka berpendapat ini adalah mukjizat Allah untuk Habib Basirih.
"Turis Spanyol itu terheran-heran dengan fakta ini. Katanya, dia sangat kagum dengan makam ini," ujarnya.
Di dekat makam Habib Basirih ini ada dua buah tajau plastik berisi air dan banyak gelas serta botol.
Fungsinya, untuk air obat bagi peziarah.
Air diyakini menjadi obat. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Karena sering didoakan, banyak peziarah meyakini air ini berkhasiat untuk menyembuhkan segala jenis penyakit dan melancarkan jodoh.
Habib Basirih pada masa hidupnya tergolong seorang alim yang nyeleneh.