Banyak perilakunya yang aneh yang kemudian membuat warga menyebutnya sebagai orang gila.
Walau begitu, sehari-harinya dia sering dipercaya sebagai guru agama Islam dan guru mengaji di kampung Basirih tersebut.
Ketika Khadijah Bahasyim masih kecil, dia ingat sekali almarhum kakeknya ini sering berkhalwat di darat dan di air.
Jika di air, dia sering berendam di sungai dan sumur sambil berzikir untuk waktu yang lama.
Saat di darat, dia berzikirnya sambil nongkrong di atas pohon kelapa.
"Mulutnya berzikir di atas pohon kelapa, sambil tangannya menganyam daun kelapa jadi kulit ketupat. Hasilnya, pohon kelapanya jadi berbuah ketupat," kenangnya.
Habib Basirih juga sering mengumpulkan kayu-kayu atau ranting pohon yang larut di sungai hingga menumpuk banyak.
Kayu-kayu ini tidak dipakainya untuk sumber penghasilan seperti yang dilakukan kebanyakan warga lainnya, tetapi untuk dijadikannya alas tidur.
Walau dianggap aneh dan sering dipanggil orang gila oleh warga, dia ternyata memiliki banyak karomah yang membuatnya menjadi sosok yang berbeda dari orang kebanyakan.
Dia sering berkhalwat di sumur dekat lokasi makamnya, airnya tidak pernah asin, padahal airnya dari sungai yang asin.
Habib Basirih juga memiliki kemampuan indera keenam yang tajam.
Pernah ada kejadian semasa hidupnya, seorang kapten kapal yang merupakan ayah dari sahabatnya hendak tenggelam di perairan Bawean, Gresik, Jawa Timur.
Kapalnya hampir karam dan di saat genting itu sang kapten berteriak meminta pertolongan Habib Basirih.
Di saat yang sama, warga di kampung Basirih malah terheran-heran melihat sang habib tak henti-hentinya menimba air di sumurnya.