Pengunjung cukup menyeberangi Sungai Musi dengan jarak sekitar 150 meter dan tarif ongkos cuma sekitar Rp 20 ribu per orang untuk sekali menyeberang.
Sekilas melihat Pulau Kemaro, tidak ada yang begitu mencolok pemandangannya.
Pagoda berlantai 9 di Pulau Kemaro Palembang. (Sriwijaya Post/Abriansyah Liberto)
Namun Pagoda berlantai 9 yang berdiri kokoh, menjulang di tengah-tengah pulau.
Bangunan pagoda ini dibangun tahun 2006.
Mengitari Pulau Kemaro yang berada disebelah timur Kota Palembang dan memiliki luas kurang lebih 24 hektare, sangat identik dengan nuasana Cina.
Selain pagoda lantai 9, ada juga Klenteng atau Vihara Hok Tjing Rio atau lebih dikenal Klenteng Kuan Im.
Di depan klenteng terdapat makam Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang berdampingan.
Kisah cinta mereka berdualah yang menjadi legenda terbentuknya pulau ini.
Keberadaan sebuah Klenteng Hok Tjing Rio sebagai kuil Buddha, menjadikan Pulau Kemaro sering dikunjungi umat Buddha untuk berdoa atau berziarah ke makam.
Terutama pada saat diadakan acara Cap Go Meh setiap Tahun Baru Imlek.
Bahkan perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro, merupakan perayaan teramai setelah perayaan Cap Go Meh di Singkawang Kalimantan.
Kini Pulau Kemaro menjadi salah satu obyek wisata menarik, khususnya wisata budaya dan religius di Palembang.
Setiap perayaan Cap Go Meh (15 hari setelah Imlek) ribuan masyarakat China (baik dari dalam maupun luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Cina) datang berkunjung ke Pulau Kemaro untuk melakukan sembahyang atau berziarah.
Fasilitas bungalow di Pulau Kemaro Palembang. (Sriwijaya Post/Igun Bagus Saputra)
Pohon Cinta